Impor mobil bekas melonjak setelah pemerintahnya membebaskan aturan tersebut di 2012. Untuk mengatasinya, Myanmar telah membatasi impor mobil bekas setir kanan dengan tujuan menggenjot produksi lokal, menambah investasi dan mengurangi kebiasaan buruk dalam menyetir.
Hal tersebut disebabkan oleh sanksi ekonomi terhadap negara-negara Eropa dan Amerika yang tidak bisa mengimpor mobil bersetir kiri sehingga memaksa pengendara di sana membeli mobil buatan Jepang yang bersetir kanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan di Yangon Myanmar Foto: Kris Fathoni |
Kini para produsen otomotif mulai melirik pasar besar yang ada di Myanmar dengan 55 juta konsumen saat pasar di Asia Tenggara sedang melemah. Hanya 7 dari 1.000 orang di Myanmar yang memiliki mobil, dibanding negara tetangga Thailand yang sudah mencapai 200 dari 1.000 orang yang memiliki mobil.
"Di luar negara ASEAN, Myanmar yang paling berpotensi dibanding negara tetangganya," kata Senior Vice President Nissan Regional, Yutaka Sanada seperti dilansir AFP, Selasa (24/1/2017).
Penjualan di Myanmar diprediksi meningkat 5-10 persen dalam waktu 5 tahun ke depan seperti yang dikatakan Direktur Senior Regional Indochina yang merupakan rekan Nissan di sana, Ang Bon Beng.
Myanmar menjadi pasar mobil bekas Jepang nomor satu selama tiga tahun terakhir berdasarkan data perdagangan Jepang. (dry/ddn)












































Pemandangan di Yangon Myanmar Foto: Kris Fathoni
Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut
Harganya Cuma Rp 190 Jutaan, SUV Terbaru Suzuki Diserbu Konsumen