Dilasir Reuters, Selasa (22/11/2016) beberapa produsen mobil listrik lokal di China, justru mengabaikan untuk mendaftarkan lisensinya dan lebih memilih berinvestasi dan berinovasi di desain dan teknologi.
China secara cepat membangun pasar terbesar mobil listrik dengan mengeluarkan subsidi sekitar US$ 4,5 miliar dalam setahun di sektor yang bisa mengurangi impor BBM, memperbaiki kualitas udara, dan menjadi pemenang teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar produsen lokal, Beijing membuka kesempatan untuk berinvestasi oleh perusahaan-perusahaan teknologi dan lainnya. Perusahaan start up seperti LeEco, Future Mobility, dan WM Motors telah mendapat jutaan dolar untuk mengembangkan teknologi mobil ramah lingkungan.
Penjualan mobil dengan energi terbarukan di China termasuk mobil listrik dan model plug-in hybrid mencapai 337.000 unit pada Oktober yang meningkat cukup drastis jika dibandingkan tahun lalu. Namun masih jauh dari target China untuk menjual 5 juta mobil ramah lingkungan di 2020.
Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas setempat telah menindak perusahaan-perusahaan yang membuat produk di bawah standar dan mengakali skema subsidi dalam penjualan mobil. Penindakan tersebut telah diperkuat dengan beberapa aturan baru untuk perusahaan yang mengajukan lisensi dalam membuat mobil listrik.
Hal tersebut termasuk hak intelektual properti, penelitian dan pengembangan, penjualan dan layanan purna jual, membuat mobil trial sebanyak 15 unit, dan lainnya. Secara terpisah, aturan baru soal mobil ramah lingkungan seperti pengetesan baterai bakal menyulitkan perusahaan yang masih lemah.
Sejak Maret hanya ada beberapa perusahaan termasuk BAIC Motor dan Chery yang memiliki lisensi dari sekitar seperempat dari mereka yang mengajukan aplikasi.
Badan Pengembangan dan Komisi Reformasi (NDRC) yang menyetujui lisensi belum bisa dimintai komentar seperti halnya Kementerian Industri dan Teknologi Informasi.
Beberapa perusahaan teknologi terkemuka dan perusahaan start-up termasuk yang dibekingi oleh Tencent dan Foxconn bahkan tidak melakukannya dan berharap aturan tersebut diubah.
Kepala pabrik di NextEV, Jack Cheng mengatakan perusahaan akan mengajukan lisensi setelah mobil listrik pertamanya terbuat, menunda investasi langsung dan bekerja sama dengan produsen lokal Anhui Jianghuai Automobile (JAC).
"Sejujurnya kami tidak ingin mengeluarkan banyak uang dan kebijakan pemerintah seharusnya bisa berubah," kata Cheng.
Bos start up mobil listrik Kaiyun Motors, Wang Chao mengatakan daripada mengajukan lisensi, pihaknya lebih memilih untuk membeli perusahaan mobil yang sedang kesulitan yang lisensinya bisa digunakan untuk membuat mobil listrik.
"Anda bisa saja 10 juta dolar untuk mendapat lisensi, tapi yang kita dapat hanya lisensi, sementara jika Anda membeli sebuah perusahaan, kita juga mendapat pabriknya," kata Wang. (dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?