Pengujian ini bukan merupakan yang pertama yang dilakukan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) pada Mirage, sebelumnya pada 2012 juga dilakukan pengujian terhadap efisiensi BBM. Hasilnya untuk transmisi manual mencapai 24,2 km/l sementara untuk transmisi otomatis 22 km/l.
Hasil pengujian tersebut akan digunakan Mitsubishi sebagai nilai jual Mirage menghadapi pesaing-pesaingnya. Dengan hasil uji tersebut juga KTB berharap bisa meningkatkan penjualan Mirage.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam berharap penjualan Mirage bisa mencapai 300 hingga 350 unit perbulannya dengan bermodalkan hasil uji emisi.
"Sesuai harapan kita, kita taulah di segmen ini kompetisi cukup ketat lah apalagi dengan munculnya 7 seater itu mempengaruhi juga tidak dapat memungkiri juga lah jadi bisa mempengaruhi segmen low gradenya Mirage, kita tapi harapannya dengan adanya hasil ini kita bisa menambah confidence untuk memasarkan satu lagi bisa rata-rata 300-350 perbulan," harap Imam.
Hingga Oktober kemarin, penjualan New Mirage wholesales mencapai 114 unit sementara ritel 85 unit.
"September sampai Oktober masih ada dua varian yang lama dan yang baru jadi yang baru tuh mungkin sekitar 114an kemarin tuh Oktober yang wholesales ya, 85 ritel," tutup Imam.
Pengujian yang dilakukan oleh LEMTEK UI melibatkan 6 unit New Mirage varian Exceed (2 unit), GLS (1 unit), dan GLX (1 unit) dengan kondisi berkendara normal meliputi jalan perkotaan, luar kota, jalan bebas hambatan (tol), dan jalan berbukit dalam area Jakarta, Ciawi, Puncak, Bandung, dan Purwakarta dengan total jarak tempuh 407 km. Pengemudi dari kendaraan yang diuji seluruhnya adalah anggota dari LEMTEK UI.
Metode yang digunakan adalah metode full to full. Metode ini mengacu pada standar SAE J1082-200802 yang bertujuan untuk memperoleh data konsumsi bahan bakar antar kendaraan dengan cara berkendara yang digunakan.
Proses pengisian Full to Full dilakukan dengan mengisi bahan bakar hingga penuh hingga tidak ada udara yang terperangkap. Untuk memastikan proses ini, bahan bakar yang telah terisi pada tanki ditunggu selama 30-60 menit. Jika tidak terjadi penurunan maka artinya tangki telah benar-benar penuh.
Pada saat pengisian kembali setelah kendaraan finish, dilakukan proses pendinginan kendaraan selama beberapa jam, untuk membiarkan volume bahan bakar yang ada di dalam tanki menjadi stabil dan tidak mengembang karena masih panas, yang akan menyebabkan ketidakakuratan pengukuran.
Selisih nilai antara awal dan akhir merupakan nilai besar konsumsi bahan bakar pada kendaraan tersebut. Beberapa standarisasi yang juga diatur pada metode ini antara lain:
β’Pengisian ulang bahan bakar dengan gelas ukur
β’Konsumsi bahan bakar total (liter),
β’Jarak tempuh (km),
β’Waktu tempuh (jam),
β’Temperatur bahan bakar (celcius),
β’Temperatur ambient (celcius),
β’Tekanan barometrik (kPa),
β’Tekanan ban (psi) dan
β’Total berat badan penumpang minimal 136 kg.
Hasilnya, selama pengujian pada 26-27 Oktober 2016 menunjukkan hasil konsumsi bahan bakar 1 liter berbanding 24.2km untuk transmisi manual dan 1 liter berbanding 22km untuk transmisi otomatis.
Pengetesan ini bukanlah yang pertama bagi Mirage. Sebelumnya, menggandeng lembaga yang sama, pengujian konsumsi bahan bakar juga telah dilakukan di tahun 2012 dengan hasil 24,2 km/l.
(dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Ojol 'Kepung' Istana-Gedung DPR Besok, Ini 7 Tuntutannya
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh