Dilansir dari Automotive News, Kamis (13/10/2016), semuanya kembali lagi ke keamanan berkendara seperti yang disampaikan Kepala Pengembangan BMW Motorrad, karl Viktor Schaller. Saat robot mengendalikan roda, lebih sedikit jumlah pengendara motor yang tewas di jalanan.
"Itu berarti ada peningkatan dramatis untuk pengendara sepeda motor dan bakal menambah jumlah pengendara motor," kata Schaller.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobil yang berjalan beriringan dengan motor seringkali tak memperhatikan motor menyalip dari kiri. Saat mobil berbelok saat berjalan dari lawan arah tak melihat motor-motor tersebut sehingga tak dapat mengurangi laju kendaraan.
Secara teori mobil otonom, nampaknya hal itu tak akan terjadi. Pertama, kita bisa melihat motor melalui sensor dari radar yang kemudian mencegah mobil menabrak motor saat di tikungan. Itu hanya permulaan, nantinya para pengendara motor akan bisa 'berbicara' ke kendaraan lain di jalanan, memberi tahu posisi mereka dimana, kemana tujuannya di kecepatan berapa.
"Kita juga bisa membuat keamanan elektronik di sekitar motor," lanjut Schaller.
Setiap pengendara motor menyadari bahwa pengendara mobil bukan ancaman untuk mereka, penjualan motor akan meningkat. Peningkatan jualan di AS misalnya motor digunakan untuk memuaskan hobinya sementara di India dan China motor merupakan transportasi yang lebih murah sehingga banyak yang beralih.
Sebaliknya di dataran Eropa, motor merupakan salah satu cara untuk menghindari kemacetan, mobil otonom penjualannya akan melempem. Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, angka kecelakaan akan berkurang.
(dry/ddn)












































Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut