Investigasi yang dilakukan The New York Times melaporkan, di akhir tahun 1990-an hingga tahun 2000-an divisi airbag Takata mengalami permasalahan finansial. Takata pun berusaha bangkit dengan mengurangi biaya-biaya tertentu.
Hal tersebut mengakibatkan Takata mengembangkan inflator airbag dengan harga yang lebih murah karena menggunakan komponen amonium nitrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi permintaan dari pihak GM, Autoliv memutuskan untuk mengevaluasi inflator milik Takata dan mengujinya untuk mengetahui apakah terdapat kandungan berbahaya di dalamnya. Kemudian, Autoliv menyatakan ke pihak GM penyamaan komponen dengan menggunakan material yang lebih murah tidak bisa dilakukan karena akan membahayakan produsen mobil.
Namun pihak GM mengabaikannya dan menandatangani kontrak dengan Takata setahun setelahnya yang menimbulkan banyak permasalahan.
Saat dihubungi The New York Times, pihak GM menolak memberikan komentar karena hal tersebut (kontrak) dilakukan oleh GM terdahulu bukan yang sekarang.
Bukan hanya GM yang menerima peringatan dari Autoliv, pabrikan mobil lain seperti Ford, Chrysler, Mitsubishi, Honda, Mazda, dan Toyota juga telah diperingatkan bahaya dari inflator airbag Takata. Mobil yang sekiranya menggunakan inflator airbag dari Takata ini sedang diselidiki dan akan dilakukan penarikan. Diperkirakan ada 60 juta lebih airbag yang harus diganti.
Bulan lalu, Honda mengumumkan hasil dari internal audit yang menunjukkan Takata salah mengartikan tes pada inflator airbagnya dengan memutuskan menghilangkan hasil tes negatif pada laporan mereka. Uji ini terus dilakukan dan diperkirakan akan selesai pada bulan depan. (rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Kandasnya Mimpi Mobil Nasional dan Cita-cita Prabowo Bikin Mobil RI
Tahun Depan Vietnam Larang Motor Bensin, Jepang Peringatkan Ancaman PHK
Sudah Banyak yang Gagal, Seberapa Penting Indonesia Punya Mobil Nasional?