Mereka menargetkan menyabet juara pertama dalam ajang adu balap bergengsi level dunia tersebut. Persiapan tim sudah berlangsung jauh hari dengan cara mengutak-atik mesin dan menjajal mobil di area kampus UPI.
Amin Sobirin bersama timnya mengaku bakal menghadapi tantangan sewaktu melakoni pertandingan adu kecepatan mobil kategori UrbanConcept atau mobil berkonsep City Car yang hemat energi dengan energi baterai listrik. Sebab, menurut Amin, arena balapan di London berbeda saat mobil Turangga Cheta EV3 meraih gelar Juara II untuk kategori UrbanConcept dengan catatan jarak tempuh 78 km/kWh saat gelaran SEM Asia di Filipina, pada Maret 2016 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, kompetisi yang diikuti 24 peserta dari berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa, itu akan menentukan mobil paling cepat dan hemat di dunia. Tentu Amin dan kawan-kawanya berjibaku secara serius memoles ketangguhan mobil Turangga Cheta EV3.
"Kalau hanya cepat saja, belum tentu mobil bisa menanjak," kata mahasiswa jurusan Teknik Mesin UPI yang tengah menyusun skripsi ini.
Amin dan tim tak kehabisan akal. Mereka menguji mobil listrik bercat hitam hasil racikannya di area kampus UPI. Kebetulan, sambung dia, sekeliling area kampus terdapat jalan menanjak. "Kami uji coba mobil di kampus. Ya medannya mendukung," ujar Amin.
"Nanti itu di London, kami balapan seperti F1," ucapnya menambahkan.
Selain itu, Amin menjelaskan, Tim Bumi Siliwangi Team 4 tetap mengecek keseluruhan performa mobil Turangga Cheta EV3. Sepanjang hari mereka meyakinkan agar mobil dapat tampil maksimal.
"Kami melakukan perbaikan sistem penggerak, lalu mengembangkan controller untuk pengaturan kendaraan agar tidak overheat. Nanti ada sensor temperatur untuk memantau. Untuk segi mesin motor, kami memodifikasi dan upgrade dayanya," tutur Amin.
Dia mengatakan, pesaing berat pada kualifikasi SEM DWC 2016 di London ialah peserta dari negara di Asia dan Eropa. Amin dan timnya tidak mau menganggap remeh semua lawan. Meski begitu Tim Bumi Siliwangi Team 4 optimistis mampu menorehkan prestasi terbaik dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. "Target kami juara. Ya minimal juga bisa masuk peringkat lima besar," ujar Amin.
Di ajang SEM DWC 2016, pihak panitia mensyaratkan setiap mobil yang mengikuti kualifikasi balapan harus memenuhi ketentuan yakni dapat mengerem dalam jarak maksimal 200 meter ketika dipacu dengan kecepatan 50 km per jam.
Tes pengereman harus dilakukan sebelum mobil berangkat ke London. Setelah itu, panitia memberikan dua kali kesempatan untuk menguji pengereman di SEM Eropa.
Hal ini guna memastikan mobil memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang baik. Hanya tim yang berhasil mencapai hasil terbaik di kualifikasi SEM Eropa yang berkesempatan menjadi peserta ajang balap SEM DWC 2016.
"Kami yakin sistem rem mobil ini bagus. Enggak ada gesekan sama sekali, saat diinjak remnya akan pakem," ucap Amin.
Nantinya adu balap mobil DWC terbagi tiga pertandingan yang masing-masing terdiri dari delapan peserta. Mereka yang maju ke babak final DWC ialah dua tim yang mencapai garis finish paling cepat, serta dua tim di posisi kedua yang paling cepat di setiap pertandingan. Sehingga total ada delapan mobil saja yang bisa ikut bertanding pada tarung final DWC.
(bbn/ddn)












































Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Bensin Shell Sudah Tersedia Lagi Pakai Base Fuel Pertamina, Gimana Kualitasnya?