Seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (16/4/2016), kendaraan listrik di Hong Kong secara tidak langsung menyumbang emisi karbon dioksida 20 persen lebih besar daripada kendaraan berbahan bakar bensin. Hal itu diungkapkan oleh salah satu perusahaan penelitian, Sanford C. Bernstein.
Artinya, kendaraan listrik mengganggu upaya Hong Kong untuk menerapkan penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendaraan listrik hanya masuk akal di negara-negara yang intensitas karbon dari pembangkit listriknya rendah," kata Beveridge dalam sebuah laporan.
Saat ini, Hong Kong memiliki lebih dari 4.000 kendaraan listrik yang terdaftar, termasuk Tesla Model S dan Nissan Leaf.
Dikatakan, setelah menempuh 150.000 kilometer, Tesla Model S di Hong Kong dapat mengakibatkan pelepasan 4,4 ton karbon dioksida lebih besar daripada BMW 320i. Angka itu adalah perhitungan intensitas karbon dari pembangkit listrik di Hong Kong dan produksi baterai mobil, serta ekstraksi minyak mentah dan transportasi. (rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Kemenangan Gila Pebalap Indonesia Kiandra di Barcelona: Start 24, Finis ke-1
Warga Rela Antre Panjang di SPBU Swasta, Ketimbang Isi Pertalite Was-was Brebet
Wuling Darion Meluncur di Indonesia: Ada EV dan PHEV, Harga Mulai Rp 356 Juta