Kemenperin Berharap Pabrikan Produksi Sedan

Kemenperin Berharap Pabrikan Produksi Sedan

Arif Arianto - detikOto
Senin, 30 Nov 2015 18:20 WIB
Jakarta - Kementerian Perindustrian berharap pabrikan otomotif yang beroperasi di Indonesia memproduksi sedan di Indonesia. Padahal, pasar segmen kendaraan sedan di pasar lokal saat ini terus menurun. Lantas apa alasannya?

β€œKalau bicara industri, kita harus melihatnya secara lebih luas. Kita sebaiknya jangan melihatnya untuk Indonesia saja, tetapi juga global. Potensi sedan di pasar global seperti apa? Besar sekali,” tutur Menteri Perindustrian Saleh Husin saat berkunjung ke detikcom, Senin (30/11/2015).

Menurut Saleh, porsi penjualan kendaraan penumpang di pasar global saat ini mencapai 75 persen dari total penjualan. Dari total penjualan tersebut, lanjut dia, 90 persen merupakan varian sedan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œNah, kita berharap, pabrikan bisa memproduksi di sini (Indonesia, sebagai basis produksi) dan terus ekspor. Kita tidak bicara pasar dalam negeri saja,” kata dia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, I Gustu Putu Suryawirawan, menambahkan, pemerintah tak sekadar mengimbau saja, tetapi berupaya keras untuk mendukung pabrikan dalam beroperasi. β€œKami juga terus berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas industri pemasok komponen dan pendukung yang dibutuhkan pabrikan,” paparnya.

Selain itu, kementerian bekerjasama dengan pihak terkait juga melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang bakal dibutuhkan industri otomotif. Salah satunya, kata Putu, dengan membina sekolah menengah kejuruan yang terkait dengan industri otomotif termasuk komponen dan pendukungnya.

Upaya yang juga ditempuh kementerian adalah, memberikan dukungan bagi industri untuk mendapatkan lahan bagi pabrik. Sebab, ketersediaan lahan selama ini menjadi persoalan yang cukup krusial bagi industri yang ingin membangun pabrik.

β€œBerdasar undang-undang nomor 3 tahun 2014, Kementerian Perindustrian mempunyai wewenang untuk pembebasan lahan yang dubutuhkan,” ujar Putu.

Begitu pun dengan upaya untuk memperkecil biaya logistik, ketersediaan bahan baku terutama baja, serta sumber energi. Soal ketersediaan baja, Putu menyebut pabrik baja PT Krakatau Nippon Steel - yang menyediakan baja yang juga untuk keperluan industri otomotif - akan beroperasi mulai 2017.

Menurutnya, dengan memproduksi sedan di Indonesia dan kemudian mengekspornya, maka Indonesia tak hanya menjadi pasar produk otomotif semata, tetapi juga basis produksi dan terjadi alih teknologi. Artinya, nilai tambah yang dihasilkan juga cukup besar.

β€œTerutama penyerapan tenaga kerja, alih teknologi, dan devisa dari ekspor,” ucap Putu.

(arf/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads