"Ya kita tentunya harus optimistis. Peluang tetap selalu ada," ujar Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia, Astrid Ariani Widjana, di Ubud, Bali, Senin (25/5/2015).
Dia menegaskan, meski sejak awal tahun ini perekonomian nasional melambat, namun memasuki kuartal kedua tanda-tanda kebangkitan mulai terlihat.
Terlebih sejumlah lembaga pemerintah sudah mulai menaparkan dan memulai proyeknya, sehingga guyuran anggaran pemerintah akan terjadi pada bulan Juni mendatang.
Selain itu, meski berada pada kisaran 4,7 persen, namun ekonomi masih bertumbuh positif dan lebih besar dibanding negara-negara lain. Astrid juga mengaku optimistis bisa mencapai target penjualan meski banyak merek pabrikan lain juga rajin menggelontorkan SUV anyar.
"Sebab kalau kita lihat market size SUV juga bertambah besar. Sekarang ini ada switching dari model lain ke SUV," ucap Astrid.
Peralihan itu tak hanya dikarenakan oleh faktor kondisi jalanan yang buruk dan membutuhkan mobil dengan ground clearance tinggi, tetapi juga karena faktor persepsi.
"Banyak pembeli SUV yang mengaku beralih ke mobil jenis ini karena beranggapan bahwa sekarang kemewahan dan nyaman itu tak hanya ada pada sedan," jelas dia.
Akibat persepsi seperti itu, tak heran jika banyak orang-orang muda yang memilih atau beralih ke SUV. Jika dulu kendaraan dipersepsi sebagai mobil untuk kegiatan luar ruangan dan tidak cocok untuk ke kantor, sekarang sebaliknya. Tak sedikit diantara para eksekutif yang lebih suka mengendarai SUV saat bertemu dengan mitra bisnis, ke kantor, atau ke acara lain. Akibat dari semua persepsi itu maka segmen pasar SUV-pun membesar.
"Jadi kalau melihat fakta seperti itulah, kami optimistis CX-5 ini akan semakin disukai konsumen terlebih ada tiga fitur baru," imbuh Astrid.
Ketiga fitur itu adalah Lane Keep Assist System (LAS), Lane Departure Warning System (LDWS), Adaptive LED Headlamps (ALH) serta Smart City Brake Support (SCBS).
Fitur LAS berfungsi akan mengarahkan kendaraan untuk tetap pada jalur yang semestinya. Fitur ini akan memberikan bantuan tenaga putar roda kemudi ke arah berlawanan di saat mobil mulai menyimpang dari jalur.
Sementara fitur LDWS secara aktif akan memindai marka jalan dan sistem akan secara otomatis memberi peringatan suara jika terjadi perpindahan jalur.
Sedangkan fitur ALH berfungsi memberi bantuan kepada pengemudi untuk mengenali potensi bahaya pada malam hari. Sistem secara otomatis memperluas visibilitas sat kecepatan rendah, mengatur sorot lampu agar tak menyilaukan bagi kendaraan dari arah berlawanan.
Adapun SCBS dengan bantuan pancaran near infrared membantu pengemudi untuk mengukur jarak dengan kendaraan terlalu dekat dan berisiko. Hal ini untuk menghindari potensi risiko kecelakaan.
(Arif Arianto/M Luthfi Andika)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah