Hal ini juga bisa digunakan oleh peserta lomba irit yang bertajuk 'Picanto Gue Irit Lho!!!' dalam berkendara sehari-hari.
Coordinator Field Service PT KMI, Joko Priyono lah yang memberikan bocoran tips berkendara irit. Memang, menurutnya, All New Picanto sudah didesain irit bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di KIA Picanto transmisi otomatis, indikator eco akan menyala jika pengendaranya mengemudi dengan cara eco driving. Sementara di manual, indikator eco akan menyala saat putaran mesin sudah tepat untuk perpindahan transmisi (naik maupun turun percepatan).
"Lampu eco untuk yang matic keluar pada saat berkendara ekonomis. Di manual biasanya lampunya nyala ketika kita mesti pindah gigi," ujar Joko.
Namun, untuk transmisi manual disarankan agar memindahkan gigi sebelum lampu indikatornya menyala. Dengan begitu, perpindahan gigi dilakukan sebelum RPM tinggi dan akan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
"Disarankan sebelum muncul tulisan pindah kita udah pindah gigi," ujarnya.
Tidak hanya itu, Joko juga memberikan sedikit info untuk menghemat bahan bakar. Apa saja? Yuk simak ulasannya.
1. Gaya Berkendara.
|
Selain itu, emosional pengemudi juga berperan besar. Jika pengemudi sedang dalam keadaan stres, cara berkendaranya pun lebih agresif dan akan lebih boros.
"Survey mengatakan tingkat stres yang tinggi membuat orang bawa mobil jadi lebih agresif. Alhasil, bbm makin banyak," kata Joko.
2. Stabilkan RPM
Blok mesin Picanto
|
Makanya, Joko menyarankan agar tetap mempertahankan RPM di 3.000 sampai 4.000. Untuk mobil bertransmisi manual, perpindahan gigi bisa dilakukan di RPM 3.000 sampai 4.000.
"Usahakan pindah gigi pada RPM 3.000 sampai 4.000," tutur Joko.
3. Atur Jarak Pengereman
|
"Kondisi jalanan macet kita ngerem langsung gas lagi itu jelas boros. Jadi disarankan untuk mengatur jarak pengereman," kata Joko.
4. Netralkan Gigi Saat Berhenti
|
"Kalau berhenti usahakan di gigi netral. Jangan dipanteng di D saat posisi direm untuk mobil matik. Karena kami sudah ukur, injection time sangat tinggi pas di D, saat di netral turun," katanya.
5. Gunakan BBM RON 92
|
"Jadi harus sesuai. Supaya pembakarannya sempurna. Memang dari segi biaya kalau dihitung ya lumayan lebih besar. Cuman sayang juga sama mobil kita. Kita lihat banyak mobil di 20.000 km ada yang ngelitik segala macam. Itu karena pakai BBM oktan rendah jadi ada kerak di ruang bakar," beber Joko.
6. Servis Berkala
|
"Usahakan selalu servis berkala di bengkel resmi. Penggantian oli sesuai kilometer berpengaruh pada kondisi kendaraan, terutama konsumsi bahan bakar. Kadang kaki-kaki juga berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Lakukan spooring secara rutin," katanya.
Halaman 2 dari 7
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
BYD Atto 1 Terlalu Murah, Pedagang Mobil Bekas Mulai Panik