FNR akan menjadi pedoman Chevrolet dalam mengembangkan produk terbaru serta teknologi di lebih dari 140 pasar automotif di dunia termasuk di Indonesia. Chevrolet akan memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang berkualitas, salah satunya adalah Chevrolet Spin.
Chevrolet Spin yang dihadirkan khusus dari dan untuk orang Indonesia di segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) menjadi tulang punggung Chevrolet Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Mei tahun 2013 lalu kembali dibuka dan digunakan untuk memproduksi Chevrolet Spin. Mobil LMPV Chevrolet itu diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor di Asia Tenggara.
Langkah demi langkah General Motors Indonesia pun mulai merangkakkan kakinya kembali di industri otomotif nasional dengan ikut bermain di segmen LMPV.
Terbukti, Spin di awal mampu menyedor perhatian masyarakat Indonesia. Dengan bermodalkan harga Rp 139,7 juta hingga Rp 189,7 juta per unitnya pada 25 April 2013 lalu, Spin berhasil menjadi pendobrak General Motors Indonesia di pasar otomotif nasional. Rekor baru untuk GM dari sisi penjualan.
GM Indonesia pun saat itu optimistis Spin bisa terjual sebanyak 40.000 unit dalam setahunnya. Pasar pun berkata lain, sepanjang tahun 2013 atau pertama kali diluncurkan hingga tahun 2014 lalu, Chevrolet Spin hanya mampu terjual sebanyak 18.416 unit.
Dari total itu, pencapaian atau penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan total 10.941 unit dan sepanjang tahun lalu hanya terjual sebanyak 7.475 unit.
Angka penjualan itu tidak terlalu buruk, tapi entah ada angin apa sampai akhirnya GM Indonesia memutuskan untuk menghentikan produksi Chevrolet Spin yang diproduksi di pabriknya yang berada di Pondok Ungu, Bekasi.
Dalam keterangan resmi yang diterima detikOto, Wakil Presiden Eksekutif GM dan Presiden GM International Stefan Jacoby mengumumkan kabar kurang baik itu. Menurutnya, GM Indonesia sedang mengalami transformasi yang lebih berorientasi pada pasar.
"Transformasi ini akan semakin memperkuat struktur bisnis dan jaringan pemasaran dengan fokus pada pengembangan merek Chevrolet serta menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Indonesia," katanya.
Jacoby pun menjelaskan keputusan kurang mengenakan ini dilakukan karena ada beberapa faktor, seperti biaya material yang tinggi dan semakin berkurangnya potensi dalam pemanfaatan keberadaan pemasok dalam negeri dikarenakan skala produksi yang terbatas.
"Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keputusan GM, termasuk biaya material yang tinggi dan kurangnya potensi untuk memanfaatkan basis pemasok lokal karena skala terbatas," bunyi pernyataan perusahaan.
Sebelumnya tidak ada yang menyangka GM akan bertindak seperti ini. GM berani mengambil keputusan yang berisiko karena menyangkut kelangsungan 500 karyawan di pabrik itu. Sekarang, bagaimana nasib mereka dan para pengguna Chevrolet Spin lainnya di seluruh Indonesia?
Mereka pasti merasa kebingungan. Para karyawan sibuk memikirkan kelangsungan pekerjaannya sedangkan para pemilik Spin di Indonesia memikirkan bagaimana mereka merawat mobilnya terutama soal ketersedian spare part dan lain sebagainya. Meski GM tetap menjamin hal ini.
Slogan Find New Roads (FNR) Chevrolet Indonesia pada Spin sudah tidak ada artinya ketika nanti pabriknya mulai ditutup. Begitu juga dengan asa Chevrolet pada Spin yang menjadi kenangan.
Karena, GM Indonesia meski berada di pasar otomotif nasional tidak dengan Spin. Mereka akan eksis sebagai distributor dengan produk seperti Chevrolet Orlando, Captiva dan Trailblazer melalui jaringan diler resmi Chevrolet.
Chevrolet Spin masih akan membantu GM Indonesia bernafas hingga akhir Juni 2015 mendatang. Setelah itu, GM Indonesia akan kehilangan sosok LMPV yang menjadi tulang punggungnya itu. Selamat jalan Chevrolet Spin!
(ady/ddn)
Komentar Terbanyak
Ramai Ditolak SPBU Swasta, Apa Dampak Kandungan Etanol pada BBM untuk Mobil-Motor?
Permohonan Maaf Pemotor Nmax yang Viral Adang Bus di Tikungan
Harga Asli BBM Pertalite Dibongkar Menkeu Purbaya, Bukan Rp 10 Ribu!