Bahkan, Arief menyatakan industri yang berhubungan dengan otomotif sangat menarik baginya. Karena itu Arief tidak membuang kesempatan ketika ditawari bekerja di Top 1.
"Sebenarnya passion saya itu di otomotif. Dari kecil memang saya senang mobil, senang motor senang utak-atik. Sehingga pada saat ditawari dengan kerjaan ini, hubungannya dengan otomotif itu excited. Industri yang berhubungan dengan otomotif selalu interest lah buat saya," ujar Arief kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tertariknya banyak, karena sejak kecil itu orang tua saya buka toko spare parts mobil. Papa saya memang hobi, kemudian punya bengkel. Kehidupan saya juga tidak lepas dari otomotif. Kemudian saya mulai tahu, kenal sehingga sekarang ya passion-nya," bebernya.
Kecintaan kepada otomotif itulah yang membuat Arief semangat bekerja di perusahaan sekelas Top 1. Namun, karena kecintaanya itu bukan berarti Arief tidak memiliki tantangan.
Hal yang menakutkan bagi Arief untuk berbisnis pelumas itu adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang tidak menentu. Sebab, produk yang dijual Arief masih diimpor langsung dari negara asalnya, Amerika Serikat.
"Kalau yang paling menakutkan itu buat saya gejolak dolar Amerika. Karena produk kita kan impor semua. Jadi negatifnya adalah kalau dolar ini enggak bisa dikendalikan sampai Rp 13.000 sampai Rp 13.500 nah itu susah saya jualan. Karena kan saya jualnya rupiah, kiblatnya adalah dolar Amerika," bebernya.
Tidak hanya itu, Arief yang baru menjabat Presiden Direktur dan CEO PT Topindo Atlas Asia sejak Maret 2014 lalu itu sebelumnya tidak pernah berkecimpung di dunia otomotif. Namun, Arief tetap diharuskan untuk cepat belajar. Hal itu pula yang menjadi tantangan Arief selama menjabat sebagai bos Top 1 Indonesia.
"Pada saat awal, saya kan bukan dari industri ini, sehingga saya harus secara cepat menyiapkan diri saya untuk mengenal induistri ini. Nah itu lama belajarnya. Saya harus mempercepat diri, dalam 6 bulan pertama saya belajar banyak.
Dalam proses pembelajaran itu juga, Arief harus bisa mengambil keputusan. Jadi, dalam waktu enam bulan pertama itu Arief sudah harus bisa menjadi salah satu pegiat industri otomotif.
"Pada saat yang sama itu juga (saat belajar selama enam bulan) saya harus bisa mengambil keputusan. Nah itu yang repot bagaimana pola bisnisnya, bagaimana customernya," tuturnya.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?