Karenjy sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1984 silam dan merupakan satu-satunya produsen mobil di negara di Samudera Hindia tersebut. Bentuk dan spesifikasinya masih sederhana.
Jangan pikirkan power window, airbag atau satnav karena fitur-fitur itu tidak teraplikasi di mobil ini. Penampilannya juga masih terkesan jadul untuk ukuran mobil sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, mobil buatan Karenjy pernah digunakan oleh Paus Yohanes Paulus II saat mengunjungi kota Fianarantsoa selama kunjungan 1989. Pada tahun 1993, Karenjy yang berarti 'berjalan-jalan' dalam bahasa Madagaskar diambil alih pemerintah.
Tapi, hal itu tidak mampu membuatnya berkembang. Pabriknya suudah usang sampai datang perusahaan Prancis Le Relais di 2008. Mereka langsung melakukan perbaikan.
"Karenjy naik dari abu setelah koma 15 tahun," kata Luc Ronssin dari Le Relais.
Akhirnya, pekan lalu Karenjy meluncurkan model terbaru yang dinamakan Mazana 2 bersama dengan rencana untuk meningkatkan produksi sekitar 20-200 unit per tahun pada 2017.
Angka itu memang masih kecil. Tapi untuk Madagaskar cukup tinggi dan setara dengan 2 persen dari total 8.600 mobil yang diimpor ke negara itu pada tahun lalu. Keyakinan makin kuat karena spesifikasinya dianggap cocok untuk medan keras di negara itu dengan perawatan yang minim.
"Harga sangat kompetitif dan lebih murah daripada kendaraan impor," kata Ronssin.
Di pabrik yang sekarang, tidak ada robot yang merakit mobil seperti pabrik mobil modern. Semua mobil Karenjy dibuat tangan oleh 70 pekerja khusus.
"Le Relais memiliki pendekatan khusus untuk bisnis: membuat uang bukan masalah, pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan untuk menciptakan pembangunan sosial yang nyata," kata Ronssin.
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut