Menurut Wakil Presiden Direktur TMMIN, Johnny Darmawan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi market leader di sektor otomotif. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia juga cukup baik.
"Indonesia untuk menjadi market leader di sektor otomotif sudah di depan mata," kata Johnny di sela-sela acara Container of Toyota Parts and Component Export di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Sunter Plant 1, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Terlebih saat ini situasi politik di Thailand sedang mengalami gangguan sehingga tidak bisa produktif melakukan produksi kendaraan seperti biasanya. Dari sisi itu saja sudah terlihat kesempatan yang cukup besar bagi Indonesia untuk menyalip Thailand.
"Indonesia sangat potensial di industri otomotif. Sekarang tergantung dari kitanya bisa memanfaatkan dan memaksimalkan SDA dan SDM yang ada," katanya lagi.
Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN, Masahiro Nonami memprediksi di tahun 2025 mendatang industri otomotif Indonesia sudah berhasil menyusul Thailand, bahkan Thailand tidak akan sanggup lagi bersaing dengan Indonesia.
"Kami meminta dukungan dari Anda sekalian. Saya pernah tinggal di Thailand,
SDM di Indonesia lebih tinggi daripada Thailand dan sekarang bagaimana power dari kita semua dan dukungan dari pemerintah Indonesia saja seperti apa," ujar Nonami.
Namun meski Indonesia dan Thailand saling balapan dari segi penjualan otomotif, di balik itu, kedua negara ini saling bekerja sama menyokong pasar otomotif luar negeri.
"Ada juga komponen karena seperti contohnya Kazakhstan. Kita (Toyota Indonesia) suplai engine tapi bodinya dari Thailand. Engine-nya engine TR, jadi memang ada kerja sama global dan kita bagian dari global supply," kata Executive General Manager HRD Corporate & External Affairs Division TMMIN Bob Azam.
Dia menjelaskan hubungan Indonesia dan Thailand cukup erat ketika masuk di negera-negara tertentu. Terbukti kedua negara ini melengkapi kebutuhan komponen dan spare part Toyota di negara lain.
Bob menambah selain mesin dan komponen yang dimaksud, Toyota Indonesia juga memenuhi permintaan jig (alat bantu dalam proses pengelasan) demi kelangsungan bisnis Toyota di suatu negara.
"Kemudian kita ekspor jig, tools untuk membuat mobil, karena masalah presisi dan desain. Memang tidak terlalu banyak ekspos. Kita sudah melakukan ekspor yang lebih dalam lagi sejauh ini," beber Bob.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Kendaraan Hilang Lapor Polisi, Kena Biaya Berapa?
Bikin Orang Malas Bayar Pajak, BBN Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus
Kapolri Soroti Moge-Mobil Mewah Dikawal: Jangan Terobos Lampu Merah