Sebelumnya pemerintah AS menilai mobil tanpa pengemudi itu terlalu riskan untuk digunakan. Namun akhirnya pemerintah AS melunak.
Seperti dilansir BBC, Jumat (16/12/2011), Google mengatakan teknologi itu bisa digunakan untuk pariwisata atau sekedar mengirim mobil yang rusak ke bengkel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua sensor
Dalam dokumen hak paten, dijelaskan bahwa teknologi itu menggunakan dua jenis sensor. Sensor pertama mengidentifikasi "jalur pendaratan" ketika kendaraan berhenti. Sensor kedua akan terpicu secara otomatis dan memberikan data pada mesin mengenai lokasi dan tujuan.
"Jalur pendaratan memberikan informasi pada pengemudi di mana tempat parkir yang pas untuk kendaraan tersebut," demikian dituturkan dalam dokumen hak paten.
"Jalur pendaratan juga bisa memberi mesin petunjuk bahwa kendaraan terparkir di wilayah yang memungkinkan untuk beralih ke moda otonomi."
Menurut Google jalur pendaratan bisa berupa rambu lalu lintas, tanda di dinding atau garis dan panah yang menunjukkan di mana kendaraan harus diparkir.
Untuk mendeteksi lokasi parkir, mobil canggih itu bisa mengaktifkan penerima GPS (sistem penanda lokasi global) untuk menemukan lokasi kasar dan menggunakan sensor untuk mendeteksi pohon, semak atau unsur unsur penanda lain yang bisa menentukan lokasi pastinya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Momen Anies Baswedan Mau Isi BBM di SPBU Shell, tapi Stok Kosong
Indonesia Ribut BBM Etanol 3,5%, Toyota: Di Luar Negeri Sampai 85-100%
Lexus Sultan HB X Lagi Berhenti di Lampu Merah, Disalip Rombongan 'Tot-Tot Wuk-Wuk'