Buat banyak pengemudi, menumpahkan air minum di dalam mobil paling-paling hanya bikin karpet lembap atau aroma kabin tak sedap. Paling jauh, kaca jadi berkabut. Namun, buat pemilik Hyundai Ioniq 5 di Amerika Serikat, Mike McCormick, tumpahan air di kendaraan justru menjadi mimpi buruk!
Disitat dari Carscoops, Senin (1/12), Mike McCormick sedang mengemudi di jalan bebas hambatan ketika lalu lintas di depannya mendadak tersendat. Ia menginjak rem, kemudian botol air di cupholder belakang terbang ke depan, mendarat di lantai, dan isinya merembes ke beberapa konektor wiring harness.
Baca juga: Mobil China Kian Sepi Peminat di Negara Ini |
Tak jelas apakah tutup botol itu terpasang atau tidak-yang pasti, beberapa menit setelah "aksi terjun bebas" si botol, lampu peringatan mulai bermunculan di kluster meter. Tak lama kemudian, lampu sein berhenti bekerja. Saat tiba di rumah, McCormick tak bisa mematikan mobilnya.
Ketika dibawa ke bengkel, Hyundai menyimpulkan, mobil listrik yang baru berusia dua tahun itu harus mendapat penggantian wiring harness di bawah lantai dan jok. Kedengarannya sepele, namun biayanya jauh dari kata ringan. Total biaya perbaikannya tembus US$ 11.882,08 atau Rp 200 juta!
Hyundai mengklaim, kerusakan muncul akibat "faktor eksternal", bukan cacat pabrikan. Itulah mengapa, McCormick harus menanggung seluruh biaya. Ia mencoba opsi lain: mengajukan klaim ke State Farm. Namun perusahaan asuransi itu justru menolak klaim dengan alasan kerusakan kabel dianggap terjadi secara bertahap, bukan akibat tumpahan air sesaat.
Bukan Kasus Pertama
Stasiun TV WFTV Channel 9 mengulik lebih jauh dan menemukan bahwa area wiring harness di bawah jok Ioniq 5 memang cukup rentan. Mereka menyinggung kasus lain: seorang pemilik yang juga menerima tagihan lima digit setelah dealer menemukan bagian harness miliknya mengalami friksi dan fraying.
Di kasus lain, pemilik Ioniq 5 N juga pernah mengeluhkan soal biaya perawatan yang tak kalah mengejutkan. Untuk mengganti brake pad sendiri, misalnya setelah track day, dibutuhkan akses perangkat lunak dan alat khusus bernilai ribuan dolar.
Ada beberapa cara alternatif yang lebih murah, tapi risikonya tinggi: mulai dari potensi garansi hangus hingga membuat kerusakan lain yang jauh lebih mahal.
Kasus McCormick membuka pertanyaan besar: apakah pabrikan harus ikut bertanggung jawab ketika komponen krusial begitu mudah terdampak tumpahan air yang sepele? Atau justru pihak asuransi yang seharusnya menanggung, mengingat kerusakan muncul akibat insiden tidak disengaja?
Simak Video "Video: Detik-detik Bangunan di Bukit Hyundai Cikarang Diterjang Angin Puting Beliung"
(sfn/dry)