Tercatat 9 merek mobil yang menggunakan fasilitas impor mobil listrik. Nantinya mereka wajib melokalisasi produknya di Indonesia, sebab Insentif itu bakal berakhir Desember 2025.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono mengungkapkan enam perusahaan yang mengikuti program insentif CBU dengan total rencana penambahan investasi sebesar Rp 15 triliun serta rencana penambahan kapasitas produksi sebesar 305 ribu unit.
"Masuk tahun 2026 mulai Januari sampai 2027, perusahaan sudah harus melakukan komitmen produksi, di mana 1 banding 1," kata Tunggul di Kantor Kemenperin, Senin (25/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Artinya 9 perusahaan itu wajib memproduksi lokal setiap kendaraan impor yang masuk di Indonesia. Beberapa mereknya, antara lain:
1. PT National Assemblers
Perusahaan ini melokalisasi Citroen, AION, Maxus, dan VW. Fasilitas produksi disebut sudah siap beroperasi. Seperti diketahui, PT National Assemblers merupakan perusahaan anak dari Indomobil Group yang bergerak di bidang perakitan kendaraan bermotor dan karoseri di Indonesia.
Citroen direncanakan punya kapasitas 15.000 unit, AION sebesar 25.000 uni, Maxus sebanyak 6.000 unit, dan VW bisa memproduksi 15 ribu unit.
2. PT BYD Auto Indonesia
BYD sedang mendirikan pabrik sendiri di Subang, Jawa Barat. Kapasitas produksinya 150 ribu unit per tahun. Dalam data yang disampaikan Kemenperin pembangunan pabrik sudah 45 persen per Mei 2025.
3. PT Geely Motor Indonesia
Geely, brand asal China lain yang ikut mendapatkan fasilitas insentif mobil listrik CBU. Geely melakukan kerja sama dengan mitra lokal, fasilitas produksinya disebut sudah siap beroperasi dengan kapasitas 20 ribu unit per tahun. Geely diketahui bekerja sama dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM).
4. PT VinFast Automobile Indonesia
VinFast sedang melakukan pembangunan pabrik sendiri di Subang, Jawa Barat. Proses pembangunan pabrik ini sudah mencapai 77 persen per 18 Agustus 2025. VinFast direncanakan punya kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun.
![]() |
5. PT Era Industri Otomotif
Xpeng melakukan kerja sama dengan mitra lokal. Fasiltas produksinya sudah siap beroperasi. Xpeng disebut punya rencana kapasitas produksi 20 ribu unit.
6. Inchcape Indomobil Energi
Great Wall Motor (GWM) disebut bakal memperluas kapasitas produksi untuk memproduksi GWM Ora. Rencana perluasan itu 4 ribu unit per tahun. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 83 persen per Agustus 2025.
Tunggul mengatakan merek di atas sedang menikmati insentif berupa pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) dan bebas bea masuk impor yang berakhir pada 31 Desember 2025.
Namun, pabrikan tersebut harus melakukan produksi lokal mulai 2026sesuai ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang berlaku.
"Satu unit mereka importasi, 1 unit sudah harus bisa memproduksi, dengan tipe dan jenis yang sama," kata dia.
"Dan 2028 sudah mulai melakukan klaim dan pencairan bank garansi, jadi nanti sudah mulai dihitung, 1 banding 1 komitmen ini ada minusnya tidak," kata Tunggul.
"Dalam perjalanannya juga, perusahaan juga harus memperhatikan nilai besaran TKDN, dari 40 persen secara bertahap naik jadi 60 persen," tambah dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Pajak Mobil Indonesia Dicap Paling Tinggi Sedunia
Bayangin Aja! Pajak Toyota Avanza Rp 150 Ribu, Nggak Ada Gesek 5 Tahun Sekali
RI Digusur Malaysia, Ini Sederet Dampak Buruk Penjualan Mobil Turun Terus