Masa Depan Mobil Hidrogen di RI, 5 Tahun Lagi Jumlahnya Ribuan Unit

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 16 Apr 2025 10:32 WIB
Toyota Crown FCEV Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis roadmap (peta jalan) hidrogen dan amonia nasional (RHAN) pada Selasa (15/4/2025). Segini banyak proyeksi mobil hidrogen yang bakal wara-wiri di Indonesia.

Dikutip dari laman ESDM, berdasarkan rencana RHAN, terdapat rencana kebutuhan hidrogen pada sektor transportasi yang mencakup tiga sektor: FCEV (Fuel Cell Electric Vehicles), kapal laut, dan kereta api dari tahun 2030 hingga 2060.

"Pemanfaatan hidrogen diproyeksikan mencapai 438 ton per tahun pada 2030 yang digunakan oleh 3 ribu unit mobil. Pemanfaatan tersebut diproyeksikan akan meningkat mencapai 530 ribu ton per tahun dengan 3,6 juta unit mobil FCEV pada tahun 2060," demikian seperti dikutip dari RHAN.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan RHAN itu produksi dan pemanfaatan hidrogen dan amonia di dalam negeri.

"Pemerintah menyusun strategi untuk memanfaatkan hidrogen dengan tiga fokus. Hidrogen yang akan digunakan untuk pengembangan energi baru terbarukan, hidrogen yang mendukung upaya dekarbonsasi, serta sebagai komoditi dan turunannya untuk bisa ekspor," kata Eniya dalam Global Hydrogen Ecosystem 2025 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).

"Dokumen ini diharapkan jadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dan mengembangkan hidrogen sebagai upaya dekarbonisasi sistem hidrogen nasional dan global," tutupnya.

Dia mengatakan untuk terciptanya ekosistem hidrogen perlu dukungan dari berbagai pihak.

"Saya pribadi sudah mulai menggaungkan hidrogen ini sejak 20 tahun lalu. Kali ini alhamdulillah semua perserta, industri sudah support dan mulai mengembangkan, menunjukkan minat dan kemajuan merealisasikan ekosistem hidrogen," kata Eniya.

"Di antaranya dengan dibangunnya pilot project hidrogen refuling system dari PLN di Senayan dan juga hidrogen refueling system Toyota di Karawang, serta upaya PLN dan pertamina untuk melakukan hidrogen production terutama PLN sudah banyak menginisiasi 22 lokasi untuk hidrogen plant di Jawa dan sekitarnya," jelasnya lagi.

Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Nandi Julyanto, mengungkapkan adopsi mobil hidrogen di Indonesia bisa saja lebih cepat dari Jepang.

"Sekali lagi butuh studi, menurut Prof Eniya minimal 10 tahun (sejak studi). Mudah-mudahan bisa lebih cepat," kata Nandi.

"Karena kita nggak dari nol kan. Kalau di Jepang dari nol. Sekarang produknya sudah ada. Infra-nya tinggal copy. Tinggal sekarang kebijakan, kemudian ketersediaan bahan baku, kalau itu tersedia, ekosistem ada, otomatis akan jalan," jelasnya lagi.



Simak Video "DPR Siapkan Aturan soal Energi Terbarukan Demi Tekan Impor Migas"

(riar/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork