Tenang! Baterai Nikel buat Mobil Listrik Aman Kok, Sudah Diuji Ekstrem

Tenang! Baterai Nikel buat Mobil Listrik Aman Kok, Sudah Diuji Ekstrem

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 07 Okt 2024 09:07 WIB
Indonesias President Joko Widodo shakes hands with Hyundai Motor Group Executive Chair Euisun Chung during the launching of Indonesias first battery cell production plant for electric vehicles with an annual capacity of 10 Gigawatt hours (GWh) of battery cells at HLI Green Power, a joint venture between South Koreas Hyundai Motor Group and LG Energy Solution (LGES), in Karawang, West Java province, Indonesia, July 3, 2024. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara. Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Semarang -

Belum lama ini heboh perdebatan antara keamanan baterai lithium ferro phosphate (LFP) dengan baterai nickel cobalt mangan (NCM) untuk kendaraan listrik. Dalam perdebatan itu, baterai LFP disebut lebih aman daripada baterai nikel. Namun, baterai nikel atau NCM juga aman kok untuk kendaraan listrik.

Menurut Joseph Ananta, Professional of Cell Electrode Production PT HLI Green Power (produsen baterai mobil listrik di Indonesia), baterai kendaraan listrik yang diproduksi PT HLI untuk mobil listrik Hyundai sudah dipastikan aman. Sebab, baterai tersebut telah melalui serangkaian pengetesan, bahkan dalam kondisi ekstrem.

"Jadi untuk pengujian baterai kita sudah sesuai dengan standard li-ion battery testing. Baterai NCM punya densitas energi yang tinggi sehingga standar pengujiannya pasti lebih banyak dan ketat supaya aman digunakan," kata Joseph kepada detikOto di Semarang, Jawa Tengah, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Joseph, salah satu pengujian baterai kendaraan listrik NCM adalah nail penetration test. Dalam pengetesan ini, sel baterai ditusuk menggunakan semacam paku berdiameter 1 mm dalam kondisi baterai terisi 100 persen State of Charge (SOC).

"Kriterianya adalah tidak boleh terbakar atau meledak," ujar Joseph.

ADVERTISEMENT

Baterai yang telah dipakai di mobil listrik itu sudah dipastikan lulus uji nail penetration test. Jadi, baterai tidak akan terbakar atau meledak sekalipun selnya tertusuk paku.

"Selain itu ada cycler test pada kondisi suhu ekstrem dan kondisi fast CDC (charging-discharging). Itu juga membuktikan durability baterai NCM kita," sebut Joseph.

Dalam pengetesan itu, baterai dicas secara berulang-ulang dari 0-100 persen kemudian discharging dari 100 ke 0 persen dengan kondisi ekstrem. Pengetesan itu membuktikan bahwa baterai tidak mengalami panas berlebih saat dipakai dalam kondisi ekstrem.

"Pengetesan secara berulang-ulang charging dari 0-100 persen kemudian discharging dari 100-0 persen dengan kondisi yang ekstrem. Kita sesuaikan dengan kondisi aktual di Indonesia. Polanya sudah kita uji sesuai dengan kondisi lapangan yang ada di Indonesia. Artinya dari pengujian di HLI itu sudah menunjukkan bahwa baterai kita grade A, artinya tidak ada masalah untuk thermal runaway," jelas Joseph.




(rgr/din)

Hide Ads