Sederet Alasan Orang Indonesia Masih Takut Beli Mobil Listrik

Sederet Alasan Orang Indonesia Masih Takut Beli Mobil Listrik

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 01 Mar 2024 15:36 WIB
Mobil listrik Honda e.
Mobil listrik Honda e. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Jakarta -

PT Honda Prospect Motor (HPM) telah melakukan survei mengenai alasan orang Indonesia belum berani membeli mobil listrik. Menurut HPM, secara garis besar, alasannya masih terkait produk dan infrastruktur.

Yusak Billy selaku Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM mengatakan, konsumen Indonesia takut membeli mobil listrik karena infrastruktur yang terbatas. Selain itu, kata dia, mereka juga khawatir mengenai harga jualnya yang dianggap akan turun.

"Jawaban mereka masih seputar infrastruktur, resale value, sekarang kan yang beli masih (sebagai) mobil kedua, ketiga atau keempat. Mereka juga masih menunggu teknologi baru. Jadi mereka (takut) karena susah nge-charge juga, nunggunya lama. Kecuali kalau sejam bisa 1.000 km," ujar Yusak saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil listrik Honda e.Mobil listrik Honda e. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

Lebih jauh, Yusak menjelaskan, tingkat kepemilikan mobil pribadi di Indonesia masih sangat rendah, yakni 99 dari 1.000 orang. Sementara konsumennya kebanyakan masih berasal dari kalangan first buyer.

Itulah mengapa, selain melakukan sosialisasi, pabrikan juga harus mampu menghadirkan produk dengan harga kompetitif agar peminat mobil listrik terus meningkat.

ADVERTISEMENT

"(Soal mobil listrik yang cocok dengan orang Indonesia) tergantung target pasar. (Angka) kepemilikan mobil 99 dari 1.000 orang kan masih berkembang. Masih perlu tumbuh dan segmen mana yang perlu berkembang kita pelajari," tuturnya.

Konsumen Mobil Listrik FOMO

Melalui survei yang sama, Yusak juga menjelaskan bahwa konsumen mobil listrik kebanyakan masih didominasi kalangan yang fear of missing out (FOMO) atau tak mau ketinggalan tren.

Mobil listrik Honda e.Mobil listrik Honda e. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

Bahkan, Yusak menegaskan, konsumen mobil listrik yang FOMO masih lebih banyak dibandingkan mereka yang ingin merasakan sensasi baru dalam mengemudi.

"BEV (battery electric vehicle) seperti yang saya pernah ngomong di IIMS kemarin, survei kami di internal (kebanyakan) masih FOMO. Kemudian nomor dua kita lihat (karena pertimbangan) ganjil-genap. Ketiga driving experience berbeda dan terakhir cost-nya," kata dia.

Sebagai catatan, PT HPM sudah mengenalkan dua mobil listrik di Indonesia, yakni Honda e dan N Van. Namun, kedua kendaraan tersebut belum diluncurkan apalagi dijual secara massal. Menurut mereka, sebelum sampai ke tahap elektrik penuh, produsen butuh jembatan berupa mobil hybrid.




(sfn/dry)

Hide Ads