Impresi Nyetir BYD Dolphin Jakarta-Bogor: Mesin Ngebut, Suspensi Empuk

Oto Test

Impresi Nyetir BYD Dolphin Jakarta-Bogor: Mesin Ngebut, Suspensi Empuk

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 26 Jan 2024 20:03 WIB
BYD Dolphin.
Test drive BYD Dolphin. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto
Jakarta -

Build Your Dreams (BYD) telah meluncurkan tiga mobil listriknya di Indonesia. Salah satunya, BYD Dolphin. Redaksi detikOto berkesempatan merasakan langsung kendaraan bergaya city car tersebut. Bagaimana impresi kami?

Sebagai catatan, BYD Dolphin yang kami jajal merupakan varian premium sebagai tipe tertinggi. Hingga berita ini dimuat, kendaraan bertampang futuristis tersebut masih belum punya harga.

Selama pengujian, rute yang kami lalui hanya berfokus di wilayah perkotaan, yakni Jakarta Selatan - Bogor Kota - Jakarta Utara. Perjalanan kami lebih banyak melintasi jalur bebas hambatan alias tol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu kendaraan dihuni tiga orang, termasuk saya sebagai penguji detikOto. Saya mendapat giliran mengemudikan BYD Dolphin dari Jakarta Selatan ke Bogor Kota. Berikut impresi saya setelah merasakan langsung mobil buatan China tersebut.

Test Drive BYD Dolphin

Desain Tak Intimidatif

ADVERTISEMENT
Mobil listrik BYD.BYD Dolphin Foto: Doc. BYD Motor Indonesia.

Sebelum masuk ke impresi, ada baiknya kita membahas desain BYD Dolphin yang memikat mata. Kendaraan tersebut, dari luar, terlihat manis berkat permainan warna yang soft namun tetap menarik perhatian.

Pada bagian depan, meski berstatus sebagai mobil listrik, ada nuansa mobil konvesional yang dipertahankan. Mulai dari model lampu utama (headlamp) yang lebar, gril minimalis dan tulisan 'BYD' yang terpampang jelas di posisi sentral.

Kami merasa, sebagai kendaraan harian, BYD Dolphin punya tampilan kalem namun tetap futuristis. Maksudnya, mobil nonemisi itu memang mengusung gaya modern, namun tarikan garis, warna hingga ornament yang melekat padanya tak terlalu intimidatif.

Sementara di bagian dalam, kesan modern juga masih terlihat berkat penggunaan materai khusus yang melapisi dasbor, layar hiburan berukuran besar yang posisinya bisa diputar dan penggunaan bangku bergaya balap. Hanya saja, ada beberapa bagian yang terasa kurang, mulai dari model pendingin ruangan dan audio di sekitar dasbor.

Berkendara Nyaman

BYD Dolphin.BYD Dolphin. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

Selama berada di balik kemudi, saya dimanjakan dengan ruang kabin yang sangat kedap suara dan kursi berbentuk semi bucket yang ketebalan busanya membuat nyaman. Selain itu, keberadaan panoramic roof juga membuat pengalaman mengemudi menjadi lebih menyenangkan.

Hanya saja, ada satu yang masih kurang, pendingin udara di kabin terasa belum mantap. Saya tidak terlalu paham, apakah memang semburannya yang pelan atau karena cuaca di luar sedang terik dan kaca kendaraan belum dilapisi film.

Pabrikan membekali Dolphin dengan suspensi depan MacPherson Strut yang sangat empuk. Sehingga, sebagai pengemudi dan penumpang di depan, saya tak merasa bottoming atau jedag-jedug saat melintasi undakan. Namun, konsekuensi, di kecepatan tinggi, mobil sedikit limbung.

Meski demikian, saya merasa, setting-an suspensi BYD Dolphin sudah cocok untuk mobil hatchback yang memang dipakai di wilayah perkotaan.

Performa

BYD Dolphin.BYD Dolphin. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

BYD Dolphin dilengkapi penggerak tipe Permanent Magnet Synchronous Motor yang menggerakkan roda depan. Khusus untuk varian yang saya kemudikan, motor listriknya mampu menghasilkan tenaga maksimum 150 kW dan torsi puncak 310 Nm. Sementara mode berkendaranya ada tiga, yakni ECO, normal dan sport.

Selama pengujian, saya mencoba semua mode berkendara. Hanya saja, lebih dominan di ECO dan sesekali menjajal sport. Sementara kecepatan puncak yang berhasil saya dan rekan semobil raih adalah 174 km/jam. Saya yakin, dengan trek lurus yang lebih panjang, catatannya bisa lebih dari itu.

Sebagai catatan, mobil listrik punya kemampuan akselerasi yang torsinya kuat, sehingga cukup mudah melesat saat start awal. Bahkan, untuk melesat dari nol ke 100 km/jam tidak butuh banyak effort sebagaimana mobil konvensional.

Pada mode Eco, mobil hanya bisa kami pacu hingga kecepatan 93-94 km/jam di jalan tol. Setelah memasuki kecepatan 90 km/jam, kami kesulitan menambah kecepatan. Mau tak mau, kami harus bergeser ke mode sport untuk merasakan kecepatan di atas 100 km/jam.

Sementara untuk mode sport, akselerasinya benar-benar terasa spontan di tol. Namun ini membuat manuver kendaraan menjadi lebih liar, sehingga akan merepotkan seandainya perlu deselerasi ketika ada antrian kendaraan di depan.

BYD Dolphin dilengkapi dengan speed limiter yang membatasi kecepatan di mobil di jalur tertentu. Saya dan tim di mobil merasa kehadiran fitur tersebut agak mengganggu karena terlalu sering memberikan informasi. Namun, kabar baiknya, kita bisa menonaktifkannya pada pengaturan di kabin.

Ohya, BYD Dolphin yang kami pakai menggunakan baterai LFP dengan kapasitas 60,48 kWh yang diklaim bisa menempuh jarak 490 km.

Fitur Berlimpah

BYD Dolphin.BYD Dolphin. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

Sebagai mobil listrik pemula atau entry level, BYD Dolphin telah dibekali banyak fitur canggih, salah satunya penggunaan layar sentuh berukuran dominan di bagian tengah kabin. Perangkat tersebut mirip punya Tesla dan bisa diubah-ubah posisinya.

Layar itu bisa dihubungkan ke ponsel melalui Android Auto dan Apple CarPlay. Bahkan, dengan bantuan teknologi tersebut, kita bisa memainkan sejumlah game basik seperti tetris dan kartu.

Fitur keamanan dan keselamatan juga lengkap. BYD Dolphin punya airbag depan, samping dan tirai. Fitur canggih lainnya yang ada di BYD Dolphin antara lain Door Open Warning, kamera monitor 360 derajat, dua radar di depan dan tiga radar di belakang, auto hold, adaptive cruise control, automatic emergency braking system, lane departure warning, lane keeping support, predictive collision warning, rear collision warning, blind spot detection, rear cross traffic alert, rear cross traffic brake, lane departure prevention, emergency lane keeping assist, serta lane change collision warning.

Kesimpulan

Sebagai pendatang baru, saya merasa BYD Dolphin cukup menjanjikan untuk bersaing di pasar low range hingga mid range. Sebab, menurut bocoran yang banyak beredar, kendaraan itu akan dibanderol di kisaran Rp 350-450 jutaan.

Jika perkiraan harga tersebut benar, maka BYD bisa saja memenangkan pasar mobil listrik di segmen terkait. Karuan saja, secara hitung-hitungan, kendaraan itu menawarkan kenyamanan berkendara dan fitur yang tak banyak dimiliki produk lain sekelasnya.

BYD Dolphin cocok untuk mereka yang kerap berkendara di dalam kota. Mobil tersebut secara karakter memang nyaman digunakan harian dan dipakai 'membelah' jalan. BYD Dolphin juga bisa menjadi pilihan untuk kalian yang mau punya kendaraan listrik cangih, namun tampilannya tak terlalu intimidatif.

Jadi bagaimana, tertarik membeli BYD Dolphin?




(sfn/lth)

Hide Ads