Mobil Listrik Makin Laris, Ternyata Ini Sebabnya

Mobil Listrik Makin Laris, Ternyata Ini Sebabnya

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 04 Des 2023 14:36 WIB
Hyundai IONIQ 6 di pameran JAW 2023
Hyundai Ioniq 5. Foto: Rafly Adli Krisdianto/detikOto
Jakarta -

Penjualan mobil listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Selain karena berbagai insentif yang bikin harga mobil listrik jadi lebih murah, mobil listrik menjadi laris manis karena adanya kebijakan ganjil-genap di Jakarta.

Salah satu mobil listrik yang penjualannya menjanjikan di Tanah Air adalah model Hyundai Ioniq 5. Tahun 2022, mobil listrik lokal pertama Hyundai ini terjual sebanyak 1.829 unit. Bandingkan penjualannya sepanjang Januari-Oktober 2023 yang sudah mencatatkan angka 5.827 unit

"Kami sendiri yang tahun lalu jualannya hanya 1.800 unit, sekarang naik hampir lebih dari tiga kali lipat, sudah di angka 5.000-an, atau sejak sejak kita launching mobil listrik, mungkin kita sudah laku di angka 7.000-an," bilang Chief Operating Officer (COO) Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto di Jakarta (21/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Soerjo, mobil listrik bisa laris karena dukungan insentif atau subsidi dari pemerintah, sehingga membuat harga mobil listrik menjadi lebih terjangkau. Mobil listrik full baterai yang sudah dirakit secara lokal mendapatkan berbagai keringanan pajak, dari insentif PPnBM hingga PPN.

"Maka kalau ada pertanyaan apakah insentif dari pemerintah berpengaruh (ke penjualan mobil listrik)? Pasti berpengaruh. Sebagai contoh sekarang kendaraan listrik menerima insentif itu dari import duty saja, yang harusnya kena 50 persen itu jadi zero (0). Terus PPnBM yang harusnya kita kena 15 persen, diberikan zero. Ada juga pengurangan pajak penjualan, dari 11 persen, dikurangi 10 persen, jadi tinggal 1 persen. Bahkan perpanjangan kendaraan atau STNK, itu Hyundai Ioniq 5 yang harganya 700 juta sampai 800 juta, harga perpanjangan STNK-nya hanya 1 juta sampai 2 juta, hampir sama dengan pajak motor-motor bensin. Jadi itu salah satu kelebihan yang mendorong konsumen membeli kendaraan listrik," sambung Soerjo.

ADVERTISEMENT

Selain subsidi, faktor kedua yang juga berpengaruh adalah kebijakan bebas ganjil-genap di DKI Jakarta untuk mobil listrik full baterai. Menurut Soerjo, dengan adanya kebijakan itu, orang-orang lebih tertarik membeli mobil listrik ketimbang membeli mobil bermesin konvensional (ICE).

"Yang kedua, aturan genap-ganjil. Kita sudah melakukan survei, siapa sih yang beli (mobil listrik). Ternyata aturan genap-ganjil itu mendorong konsumen untuk berpikir lebih logic. Dari pada beli dua mobil, genap satu ganjil satu, ICE, harga kendaraan kira-kira 300 juta-400 juta, biaya maintenance bertambah. Dia juga mesti pelihara 8 ban, dibandingkan dengan dia beli 4 ban saja, akhirnya mereka berpikir, ternyata purchasing cost-nya sama," bilang Soerjo.




(lua/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads