Pasar mobil listrik bekas di Indonesia dinilai belum terbentuk. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan mobil listrik ke depannya.
Pemerintah Indonesia menargetkan 13 juta unit motor listrik dan 2 juta unit mobil listrik pada tahun 2030. Tapi untuk mencapai target tersebut, pemerintah dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari ketersediaan SPKLU, layanan servis dan aftersales mobil listrik, hingga pasar mobil bekas yang belum terbentuk.
Seperti dikatakan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, tantangan pertama mobil listrik adalah ketersediaan SPKLU, khususnya SPKLU dengan fitur fast charging. Fasilitas ini sangat perlu untuk pengguna mobil listrik yang ingin menempuh perjalanan jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira, kalau kita berbicara EV hari ini, ada beberapa tantangan, pertama adalah (ketersediaan) SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Apalagi yang tipenya fast charging, itu jangan sampai kita misalnya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terus isi baterai di SPKLU (ternyata) nunggunya (sampai) dua jam," kata Eddy dalam acara Electric Vehicle (EV) & Battery Conference 2023 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Sebagai informasi, jumlah SPKLU di Indonesia saat ini sudah mencapai 854 unit yang tersebar di 577 lokasi.
"Kemudian tantangan kedua adalah soal ketahanan baterai itu sendiri, kita harus mengetahuinya, termasuk juga biaya penggantiannya, karena baterai itu komponen terbesar di sebuah EV," lanjut Eddy.
Tantangan selanjutnya adalah mengenai layanan purnajual mobil listrik. "Ketiga adalah service dan maintenance. Hari ini saya belum mendengar, service dan maintenance EV itu seperti apa," kata Eddy lagi.
Yang tak kalah penting menurut Eddy adalah soal pasar mobil listrik bekas yang belum terbentuk. Hal ini penting karena mindset umum konsumen mobil di Indonesia adalah harga jual kembali mobil harus bagus. Jika faktor resale value itu belum bisa dipenuhi, maka mobil listrik sulit berkembang.
"Terakhir adalah soal second hand market (pasar mobil listrik bekas), hari ini saya kira masih belum ada. Jadi kita nggak tahu. EV ini bagus menurut saya dan juga penting, tapi ekosistemnya itu betul-betul harus kita matangkan," jelas Eddy.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah