Fix! Mobil Listrik 'Lokal' Kedua Hyundai Meluncur di Indonesia Tahun Depan

Mobil listrik Hyundai. — Mobil listrik baru Hyundai meluncur tahun depan. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

Jakarta -

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) memastikan akan meluncurkan mobil listrik baru pada kuartal pertama tahun depan. Kendaraan tersebut menjadi produk elektrik kedua pabrikan yang diproduksi secara lokal setelah Hyundai Ioniq 5.

Kepastian Hyundai akan meluncurkan mobil listrik baru tahun depan disampaikan Fransiscus Soerjopranoto selaku Chief Operating Officer (COO) PT HMID saat berbincang dengan awak media di bilangan Jakarta Selatan.

"(Mobil listrik baru) meluncur pertengahan tahun depan. (modelnya) belum bisa saya sampaikan. Tapi keinginan kita untuk memperkenalkan produk baru ada. Jadi kita terus melakukan survei ke konsumen," ujar Fransiscus Soerjopranoto, Selasa (31/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Logo Hyundai. Foto: iStock.

Sayangnya, sosok yang karib disapa Frans tersebut belum bisa mengungkap seperti apa model mobil listrik tersebut. Selain itu, dia juga masih tertutup mengenai harga jual kendaraan.

Meski demikian, dia memastikan, mobil listrik baru tersebut akan menjadi produk yang benar-benar baru dan akan dikembangkan penuh di Indonesia untuk kemudian diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara.

Sementara di tempat yang sama, Uria Simanjuntak selaku Head of Public Relation HMID memastikan, harga kendaraan listrik tersebut akan kompetitif. Namun, sekali lagi, dia tak mengurai nominalnya secara detail.

"Yang jelas harganya akan sangat kompetitif. Jadi itu mobil listrik produksi lokal kedua setelah Ioniq 5. (Meluncurnya) semester pertama tahun 2024, doain lancar ya," ungkapnya.

Diketahui, keinginan Hyundai meluncurkan mobil listrik dengan harga terjangkau sudah disampaikan sejak jauh-jauh hari. Hal itu sejalan dengan kepastian pabrik baterai mereka yang akan beroperasi pada tahun depan.

Sebagai catatan, Hyundai telah menjalin kerja sama dengan LG Energy Solution untuk membangun pabrik baterai dengan investasi US$ 1,1 miliar atau Rp 17 triliunan. Selain itu, mereka juga telah investasi US$ 60 juta atau Rp 929 miliaran untuk pembangunan Hyundai Energy Indonesia (HEI) sebagai manufaktur sistem baterai.