Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Bahkan, per hari ini, satu dollar AS nyaris tembus Rp 16 ribu. Kondisi tersebut diprediksi akan berpengaruh pada berbagai sektor industri, termasuk otomotif.
Meski demikian, produsen roda empat asal China, Neta memastikan, melemahnya nilai tukar rupiah tak membuat pihaknya mengerek harga jual kendaraan. Sebab, mereka mengklaim, harga produk tak hanya dipengaruhi dollar, melainkan ada faktor-faktor lain.
"Ketika kita merancang harga produk Neta, kita tidak hanya mengacu pada dollar, kita juga melakukan studi dan compare (membandingkan) dengan produk-produk lain, baik itu listrik dan bensin," ujar Jordy Angkawidjaja selaku Product Planning Manager PT Neta Auto Indonesia di kawasan Jakarta Barat, Selasa (24/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara menurut Director of External Affairs and Product PT Neta Auto Indonesia, Fajrul Ilhami, melemahnya nilai tukar rupiah turut menjadi sorotan prinsipal di China. Meski demikian, dia menegaskan, hingga kini belum ada rencana menaikkan harga jual kendaraan.
"Ini jadi perhatian kita juga di headquarter. Tapi kita yakin pemerintah punya kebijakan yang membantu untuk ekosistem otomotif di Indonesia," kata dia.
![]() |
Neta saat ini baru punya satu produk yang dipasarkan di Indonesia, yakni Neta V. Kendaraan listrik tersebut masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari China. Namun, mulai tahun depan, mobil yang dibanderol Rp 379 juta itu akan dirakit di Indonesia.
Setelah Neta V, produsen yang baru berusia dua bulan di Indonesia itu akan meluncurkan beberapa produk anyar tahun depan. Seluruhnya merupakan mobil listrik berbasis baterai.
(sfn/lth)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar