Mobil listrik belum menjamah first buyer atau pembeli pertama. Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara berharap guna mendongkrak permintaan mobil listrik, pemerintah bisa menerapkan pola yang sama dengan program Low Cost Green Car (LCGC).
"Sebetulnya waktu diskusi dengan pemerintah, pihak-pihak yang lain, kami menjadikan LCGC atau KBH2 itu semacam cerita sukses, di satu sisi ingin membangkitkan ekosistem industri kendaraan bermotor di Indonesia, di satu sisi ini juga memberikan produk yang dijangkau masyarakat," ujar Kukuh dalam diskusi Tantangan dan Peluang Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia, Rabu (6/9/2023).
"Waktu itu pemerintah menentukan tingkat kandungan lokalnya berapa persen, dan sebagainya. Kemudian ada tahapan kapan ini harus dilokalkan dan sebagainya, jadi cukup detail, harganya pun ditentukan, banyak detail yang harus dikerjakan di situ," sambung dia.
Kukuh melanjutkan lewat kehadiran program LCGC, banyak masyarakat yang bisa memiliki mobil. Khususnya mereka pembeli pertama kendaraan.
"Poin yang penting lagi adalah untuk menjangkau first time buyer, pada waktu itu LCGC adalah memberi kesempatan bagi keluarga muda yang semula menggunakan roda dua bisa beralih ke roda empat namun juga masih terjangkau, di sisi lain lagi kita juga menyiapkan produk bukan sekadar ambil dari luar, tapi produk yang benar-benar dikembangkan produksi di Indonesia, pola yang sama kita harapkan untuk electric vehicles," sambung dia.
Dalam data yang disampaikan Kukuh Kumara, penjualan mobil listrik di Indonesia kian bertumbuh. Rinciannya terjual 687 unit di 2021, 10.327 unit pada 2022, dan 6.920 unit di Januari-Juli 2023.
Tapi angka tersebut masih jauh dari total kendaraan internal combustion engine (ICE). Mobil konvensional terdistribusi sebanyak 883.997 unit pada 2021, lalu setahun berikutnya 1.027.359 unit, dan Januari-Juli 2023: 556.439 unit.
Apa yang bikin mobil listrik belum begitu kena di mayoritas masyarakat? Jawabannya harga. Mobil bensin di harga Rp 300 juta banyak varian dan modelnya, malah ada yang bisa mengangkut tujuh orang penumpang.
Skema mobil murah LCGC terbilang sukses mendongkrak industri otomotif Tanah Air. Tapi ada beberapa syarat untuk menumbuhkan industri pendukungnya, seperti nilai tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) hingga harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kukuh mengungkap posisi harga mobil listrik saat ini belum bisa menjangkau kebanyakan kantong orang Indonesia. Mayoritas paling banyak atau mobil terlaris juga lahir dari kendaraan LCGC. Sekadar informasi tambahan, harga mobil LCGC saat ini paling mahal tidak sampai Rp 200 juta.
"Para pembeli mobil listrik ini umumnya bukan first time buyer, mereka adalah konsumen yang sudah memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor, dan ini (mobil listrik) adalah alternatif bagi mereka," kata dia.
Dia menjelaskan pangsa pasar terbesar di Indonesia berada di level Rp 300 juta ke bawah. Modelnya pun beragam dari city car, low MPV, hingga low SUV. Sedangkan mobil listrik di bawah Rp 300 juta saat ini modelnya terbatas, kapasitas penumpangnya juga tidak lebih dari lima orang.
"Dari sisi harga, sekitar 62 persen itu pasar otomotif di Indonesia berada pada level Rp 300 juta ke bawah. Sementara saat ini kendaraan listrik masih di atasnya," kata Kukuh.
"Secara umum EV lebih mahal, karena faktor baterai yang masih mahal," ungkap Kukuh.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"
(riar/dry)