Hyundai resmi memulai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di kawasan Greenland International Industrial Central (GIIC) Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Merek asal Korea Selatan itu sebelumnya juga sudah meresmikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Lantas apa bedanya?
Yang beda, pabrik baterai Hyundai yang berlokasi di Cikarang merupakan pabrik sistem baterai atau pabrik yang merakit sel-sel baterai menjadi satu kesatuan utuh, sehingga siap 'ditanamkan' di mobil listrik. Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 32.188 meter persegi dengan nilai investasi USD 60 juta (Rp 900 miliar) dan 150 orang lebih pekerja.
Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan Hyundai Mobis of Hyundai Motor Group. Pabrik anyar ini dinamakan sebagai Hyundai Energy Indonesia dan menjadi pabrik perakitan sistem baterai pertama Hyundai Motor Group di kawasan Asia Tenggara. Pabrik direncanakan mulai produksi pada Juli 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara kapasitas produksi, pabrik Hyundai Energy Indonesia bisa merakit 21.000 unit Battery System Assembly (BSA) hingga tahun depan yang akan ditingkatkan terus sampai 56.000 unit BSA. Sel baterai pabrik ini akan dipasok oleh HLI Greenpower di Indonesia.
BSA dengan kapasitas energi 65 kWh akan diproduksi, termasuk perangkat kontrol baterai, perangkat keamanan, dan perangkat perlindungan. Hyundai Energi Indonesia punya kemampuan produksi 1,4 GWh dengan dua module production dan satu BSA production line hingga tahun depan.
Hyundai Energy Indonesia juga akan menambahkan satu model line, dua BSA line dan memiliki kapasitas produksi 3,6 GWh. Sehingga, total kemampuan produksi pabrik bisa mencapai angka 5 GWh.
Sementara itu pabrik baterai Hyundai yang ada di Karawang merupakan pabrik hasil kerja sama Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution (LGES) Ltd. Pabrik ini diresmikan pembangunannya pada September 2021 di kompleks Karawang New Industrial City (KNIC) dan diklaim sebagai pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.
Pabrik tersebut merupakan anak perusahaan, hasil konsorsium dari beberapa brand. Selain Hyundai dan LG, juga ada merek Kia, juga PT Industri Baterai Indonesia. Pabrik ini dinamakan PT HKML Battery, dibangun dengan nilai investasi sebesar USD 1,1 miliar atau setara Rp 16,3 triliun. Pabrik ini juga akan beroperasi pada 2024 nanti.
Pabrik bersama ini awalnya akan memproduksi sel baterai senilai 10 GWh per tahun. Angka itu cukup untuk menjalankan lebih dari 150.000 kendaraan listrik. Kapasitas pabrik itu akan ditambah hingga 30 GWh. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 330.000 meter persegi.
Jadi nantinya, pabrik sel baterai Hyundai, pabrik sistem baterai Hyundai, dan pabrik produksi mobil Hyundai akan berada dalam satu lokasi yang berdekatan. Tentunya hal itu akan meningkatkan efisiensi operasional dan rantai pasok.
"Dari situ, proses produksi kendaraan listrik dapat berjalan lebih seamless untuk menjawab kebutuhan pasar dengan lebih baik. Dengan begitu, kehadiran tiga fasilitas Hyundai ini diharapkan dapat mendorong Indonesia untuk menjadi hub kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara," tulis Hyundai Motor Indonesia (HMID).
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Harga BYD Atto 1 Gak Masuk Akal, VinFast Bilang Begini