"Jangan mengaku kaya sebelum punya motor tua," seloroh pendiri Motor Antique Club (MAC) Jogjakarta yang akrab dengan panggilan Genduk, Yuli Hartono di Yogyakarta.
Populasi motor antik di Indonesia sangat besar, bahkan sempat tercatat sebagai salah satu negara dengan populasi motor antik terbesar di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang menarik dari acara ini terlihat untuk pertama kalinya, kompetisi Slalom Test Motor Klasik memperebutkan Piala Radja (Sri Sultan Hamengku Buwono X).
Slalom motor klasik terbagi dalam beberapa kategori mulai dari 50-124 cc, 125-249 cc, 250-349cc, 350-499cc, 500 up dan kelas Sespan (Pengendara+Boncenger Sespan).
Koordinator perlombaan Roy Hendromarto menuturkan kompetisi ini terbuka untuk seluruh penggemar motor klasik.
Peserta diharuskan lolos prasyarat perlombaan dan uji scrutineering, diantaranya adalah peserta diharuskan mengendarai motor klasik produksi Eropa atau Amerika tahun produksi sebelum 1970, non skuter.
Selain itu peserta diwajibkan mengenakan piranti berkendara sesuai dengan standar keamanan berkendara seperti jaket, sarung tangan, helm SNI dan sepatu.
Peserta diperbolehkan melakukan ubahan mesin sesuai dengan batasan cc perkelas, tidak diperbolehkan memasang rem cakram (discbreak).
Selain Slalom Test acara ini juga menampilkan Kontes Motor Klasik yang mempertandingkan kategori sebagai berikut, Vintage (1900 β 1930), Classic (1931 β 1945), Post War (1946 β 1953), Golden Era (1954 β 1973), Scooter & Japan Classic (<1959). Untuk kategori Best People Choice mendapat anugerah khusus Piala Radja (Sri Sultan Hamengku Buwono X).
Sementara itu builder yang juga penggemar motor antik Lulut Wahyudi yang didaulat menjadi ketua panitia acara berpendapat acara motor klasik akan menjadi sebuah wacana edukasi dan menghadirkan sensasi tersendiri ketika ditampilkan dengan kemasan yang khusus.
"Di tahun pertama ini untuk regulasi kompetisi, panitia masih menerapkan asas kesepahaman yang dikelola secara profesional dengan kaidah-kaidah kompetisi yang sportif, dimasa mendatang semoga ini menjadi embrio bagi kompetisi slalom dan parade motor klasik, membawa manfaat yang luar biasa untuk kemajuan dunia pariwisata dengan memperkenalkan khasanah motor klasik Indonesia kepada dunia," tandas Lulut.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ramai Ajakan Tolak Kasih Jalan Pejabat Pakai Strobo, Pramono Bilang Begini
Pokoknya Jangan Ngebut Pakai Pajero-Fortuner di Tol kalau Mau Panjang Umur!
Potret Pegawai SPBU Shell Kini Jualan Oli hingga Kopi di Pinggir Jalan Bekasi