Kategori kendaraan yang paling terkena dampak ini adalah mobil dengan mesin di atas 3.000 cc dan motor di atas 500 cc yang masih berstatus impor CBU (Completely Built-up).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut kami, pembatasan impor itu cuma akan mematikan industri otomotif, kecuali kita sudah ada produksi (mobil mewah) lokal itu sih nggak ada masalah," ujar Presiden GT-R Owner Club Indonesia (GOCI), Budi, kepada detikOto.
Dengan adanya pembatasan impor mobil mewah, menurut Budi banyak konsumen di segmen ini yang akan dikecewakan karena makin sulit memiliki mobil impian yang sudah didamba-dambakan.
"Intinya kasihan aja, ke depannya kita nggak bisa melihat mobil yang bagus-bagus lagi. Karena modelnya bakal berkurang. Padahal pasar mobil mewah di Indonesia besar," lanjut Budi.
Selain pembatasan mobil mewah, Budi juga menyoroti adanya kebijakan menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh), yang bisa membuat harga mobil-mobil di atas 3.000 cc makin mahal.
"Misal Nissan GT-R, harganya sekarang makin mahal, sampai Rp 4 miliaran. Padahal dulu hanya kisaran Rp 2 miliar ke Rp 4 miliar. Itu aja sudah kelihatan Nissan GT-R baru nggak ada yang masuk ke Indonesia. Karena pajak dan pembatasan itu. Jadi terlalu mahal sekarang," pungkas Budi. (lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Ojol Demo Lagi, Perlu Ada Aplikasi Milik Negara biar Driver Sejahtera?
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh