"Soalnya, kami bukan komunitas aliran tertentu. Juga bukan klub tertentu. Kami terbuka untuk semua, menjadi rumah besar aliran modifikasi," tutur Jenderal Taelang alias JT, koordinator dari perkumpulan itu kepada detikOto, di JEC, akhir pekan lalu.
Alasannya cukup sederhana namun bermakna dalam. JT dan kawan-kawan ingin merajut komunikasi dan tali silaturahmi dengan sesame bikers dan pecinta modifikasi. Apakah mereka beraliran dari Jepang, Eropa, Amerika, atau bahkan lokal, tak menjadi soal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan prinsip dan semangat itu, tak aneh jika perkumpulan yang didirikan 5 tahun lalu itu telah memiliki 34 ribu orang anggota. Dari jumlah itu sekitar 1.000 orang sebagai anggota aktif.
"Member kami ada di seluruh kota di Indonesia," ucapnya.
Padahal, proses pendirian perkumpulan, bisa dibilang tak sengaja. Saat itu, tahun 2009, JT dan beberapa orang temannya mencoba berkomunikasi lewat facebook dan menyinggung perlunya wadah bagi pecinta aliran Jap Style dan Bradty Style. Gayung pun bersambut.
"Ternyata, responnya sangat bagus," kata dia.
Akhirnya, komunikasi pun mengalir deras . Mulai dari mulut ke mulut, via facebook, hingga pertemuan langsung alias kopi darat member. Hasilnya, cespleng. Jumlah anggota terus bertambah.
Ihwal penggunaan nama dua aliran modifikasi itu, JT menyebut, itu hanya simbolis saja. Tak lebih dari itu. Sebab, dua aliran itu, telah dikenal di Indonesia.
Pernyataan JT diamini salah seorang punggawa perkumpulan ini, Bondan. Menurutnya, dua lairan asal Negeri Matahari Terbit, itu mulai digandrungi pecinta modifikasi di Indonesia pada awal 2.000 βan.
"Jap Style cepat berkembang karena bentuknya yang simple. Biayanya pun miring," ujarnya.
Tak cuma itu. Untuk melakukannya pun mudah dilakukan di berbagai jenis motor batangan seperti Honda CB, Honda GL Pro, Kawasaki Binter Merzy, Yamaha Scorpio, Suzuki Thunder, dan Honda Tiger dan lainnya, sangat gampang untuk dipoles dengan aliran ini.
Begitu pun dengan aliran Bratdly. Aliran ini sejatinya, memiliki kaitan dengan Jap Style yang erat. Maklum, pada awal-awal kelahirannya di Jepang, aliran Jap Style diperkenalkan oleh bengkel modifikasi Jepang, Bradty Style, pada 1990-an.
"Tetapi karena modifikator Jepang memiliki kebanggan yang besar terhadap negerinya, maka muncullah aliran asli Jepang, satu diantaranya Jap Style," tutur Erick, penggiat modifikasi asal Sleman, Yogyakarta.
Meski, sejatinya aliran Jap Style itu juga mengkuti corak modifikasi yang ada di Eropa seperti scrambler, coffe racer dan flat tracker. Walhasil, kalau perkumupulan Jap Style & Bradty Indonesia ingin menjadi rumah besar bagi semua aliran modifikasi, bukanlah sebuah mimpi.
"Mereka sangat-sangat realistis, karena seperti itulah dunia modifikasi, masing-masing bisa saling menjadi influencer," papar pria bernama asli Erianto Wardono, itu.
(arf/ady)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?