Toyota membuktikan diri punya beragam teknologi untuk mengurangi emisi karbon. Saat kunjungan ke pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN) terlihat satu unit Mirai dengan teknologi fuel cell electric vehicles (FCEV) di fasilitas xEV, Karawang, Jawa Barat.
Toyota Mirai merupakan kendaraan berbasis FCEV yang tidak lagi mengandalkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Saat ini Toyota menyediakan unit untuk keperluan studi.
"Studi, ini kepentingan studi. Kalau yang Pertamina lain lagi, ya nggak tau bentuknya apa tergantung nanti dibentuknya seperti apa, kebutuhannya seperti apa, apakah logistik apakah angkut penumpang. Nanti akan dibicarakan, belakangan," ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN, Bob Azam saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia melanjutkan belum memungkinkan untuk Mirai bisa masuk ke garasi konsumen. Sebab infrastruktur stasiun pengisian ulang hidrogen untuk kendaraan belum masif.
"Kita lihat stasiun bahan bakarnya dulu, jangan sampai kita bawa mobilnya, bahan bakarnya ora ono (tidak ada)," kata Bob.
Toyota Mirai yang dipajang di xEV merupakan generasi pertama. Memulai debut di Tokyo Motor Show 2013 sebagai mobil konsep Toyota FCV, Toyota Mirai resmi dijual di Jepang sejak Desember 2014 dan telah digunakan di 11 negara, seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.
Sebenarnya Mirai generasi dua sudah meluncur pada 2020. Mobil itu ditopang oleh platform Toyota New Global Architecture (TNGA), sasis ukuran GA-L. Sel bahan bakar dari semula di bawah kabin sekarang menjadi di bawah kap mesin.
Mirai baru menggunakan tiga tangki untuk menyimpan bahan bakar hidrogen yang digunakan untuk menggerakkan motor listriknya, dan ini mengakibatkan jangkauan operasinya ditingkatkan menjadi 850 km, atau 30% lebih banyak dari 650 km dari Mirai generasi pertama, yang memiliki dua tangki.
Mobil berpenggerak roda belakang ini punya tenaga lebih besar, Mirai generasi kedua mampu memuntahkan 128 kW, lebih besar dari Mirai generasi sebelumnya yang hanya 114 kW.
Diketahui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Stasiun itu masih dalam tahap pembangunan di Daan Mogot, Jakarta Barat.
"Pertamina sedang mengembangkan hidrogen, dan kita punya kendaraan hidrogen jadi kita jajaki bagaimana bisa saling melengkapi satu sama lain," kata Bob.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah