"Indonesia punya GDP termasuk terbesar di dunia, demografinya juga terbesar di dunia dengan jumlah 267 juta dan mayoritas adalah (kaum) millenial yang senang dengan pengalaman baru dan kelas menengahnya growing. Maka dia merupakan pusat yang memiliki potensi sangat besar sebagai ekosistem industri otomotif," ujar Sri.
Bonus demografi tersebut dikatakan Sri bisa menjadi fondasi kuat bagi industri otomotif di Indonesia. "Ibarat kita punya fondasi apakah fondasi ini dibiarkan dan hanya memuja-muja fondasi yang bagus untuk ekonomi tumbuh? Atau kita mulai kerja untuk fondasi itu muncul sebagai apa yang disebut the whole ecosystem of automotive Industry. Ini jadi perhatian pemerintah," terang Sri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana industri otomotif adalah salah satu industri yang potensial dan ingin didorong dan dikembangkan. Industri otomotif kita, kalau ingin menjadi pemain terbuka, kita tidak boleh lupa unsur teknologi dan change teknologi," kata Sri.
Perempuan yang pernah menjadi salah satu pejabat tinggi di Bank Dunia ini juga menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya cukup bermain di pasar lokal saja, tapi juga harus memperkuat pasar ekspor.
"Basic domestik market yang skala ekonominya besar, malah justru bisa backfire (menimbulkan kondisi berlawanan), (dan) tidak menciptakan insentif, untuk jadi kompetitif di luar. Maka keinginan kita adalah membuat Indonesia menjadi hub production, yang tidak hanya kuat di domestik market, namun dia juga bisa menjadi hub di region maupun secara global," terang Sri.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar