Meski ada nama Evolution, Kepala Desain Mitsubishi Tsunehiro Kunimoto mengelak jika mobil disanding-sandingkan dengan sedan legendaris Mitsubishi Lancer Evolution.
"Tidak ada hubungannya antara Lancer dengan e-Evolution. Lancer dihentikan produksinya karena penjualannya kurang. Ibaratnya penjualan mobil Lancer Evo sama dengan 10 mobil listrik," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain
Foto: Rois Jajeli
|
Asupan udara berada di bawah lampu depan, siap mendinginkan kaliper rem listrik. Untuk meningkatkan aerodinamika, udara masuk melintasi tailfins jet di pilar C, sebelum keluar dari kedua sisi bumper belakang.
Mobil pun memiliki ground clearance yang tinggi khas sebuah SUV. Bannya memiliki profil yang kekar menunjukkan kalau mobil adalah sebuah mobil 4WD. Palang yang membentang dari depan ke belakang sepanjang kedua sisi atap, semakin menguatkan karakter kendaraan yang berotot.
![]() |
Di bagian belakang, terlihat seksi dengan desain lampu khas Mitsubishi. Oh ya, bentuk heksagonal di bagian belakang terinspirasi dari penutup ban cadangan dari mobil SUV legendaris Mitsubishi Pajero.
Untuk memasuki mobil, cukup mudah karena pintunya terbuka lebar ke sisi berlawanan. Mempermudah akses keluar masuk untuk penumpang.
![]() |
Sementara untuk interior, Mitsubishi mengatakan interior akan memiliki suasana seperti kokpit mobil masa depan. Hal ini menunjukkan para perancangnya dibebaskan untuk melampaui batas-batas tradisional dalam rancangan mobil.
Hilangnya mesin pembakaran konvensional ini memberi ruang bagi para desainer untuk mewujudkan sebuah kokpit yang baru secara radikal.
Panel instrumennya seolah mengambang di depan pengemudi. Panel instrumennya mengadopsi styling horizontal Mitsubishi. Di dasbor ada layar besar yang terbentang menampilkan kondisi di luar, informasi navigasi dan informasi lainnya. Layar besar diapit oleh dua layar yang lebih kecil, menampilkan gambar dari kamera depan dan belakang.
Jendela kaca secara utuh memberikan visibilitas 360 derajat yang nyaris tidak terhalang, untuk impresi yang lebih mirip dengan jet tempur daripada mobil.
2. Tenaga Penggerak
Foto: Rois Jajeli
|
Baterai terletak di bawah lantai pertengahan kendaraan, sehingga mobil mempunya pusat gravitasi rendah agar mobil tetap stabil di kecepatan tinggi.
Mobil juga memiliki sistem triple motor 4WD menggunakan satu motor untuk menggerakan roda depan, dilengkapi dengan sistem baru Dual Motor Active Yaw Control (AYC), yang menggabungkan dua motor belakang melalui unit torque-vectoring AYC, yang dikontrol secara elektronik. Semua ini terintegrasi ke dalam sistem kontrol dinamis kendaraan MMC yang unik, super All-Whell Control (S-AWC). Kinerja mobil saat cornering dan traksi ditingkatkan.
Rem e-Evolution Concept secara responsif dan tepat mengendalikan kekuatan pendorong dengan bantuan kaliper listrik yang menggantikan kaliper hidrolik konvensional. Efek dari sistem ini dapat dirasakan langsung bahkan pada saat kecepatan rendah saat tekanan gravitasi rendah.
Mobil pun asyik dikendarai baik di jalan bebas hambatan, jalan berkelok-kelok. Mitsubishi mengklai mobil tetap memiliki handling yang gesit mengikuti keinginan pengemudi
3. Kecerdasan buatan
Foto: Rois Jajeli
|
Sebuah array sensor memungkinkan sistem AI untuk segera membaca perubahan kondisi jalan dan lalu lintas. Serta keinginan pengemudi. Sistem bisa dengan mulus mengkoordinasikan maksud dari si pengemudi menyesuaikan dengan performa kendaraan.
Mobil pun bisa memberikan saran kepada pengemudi melalui dialog suara atau lewat layar dasbor yang besar tadi. Penumpangnya pun bisa mendapatkan pengalaman berkendara yang lebih mengasyikkan.
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Viral Pengguna Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Segini Beda Penjualan Toyota Alphard vs Denza D9, Beda Jauh