"C-HR kita bawa ke GIIAS ini untuk mendapatkan respons. Walaupun kita tahu di atas kertas respons pasti gede. Cuma kalau kita bawa unitnya, kita bisa dapat lebih dalam lagi, konsumen di segmen yang mana, sukanya tipe apa, mesinnya apa," sebut Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi di gelaran GIIAS di ICE, BSD, Tangerang.
Anton menegaskan, pihaknya serius mempelajari untuk memboyong C-HR ke Indonesia. Dia menyebut, studi pertimbangan C-HR bakal memakan waktu 1-2 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil mempertimbangkan seberapa besar potensi pasar sebelum membawa C-HR ke Indonesia, Toyota juga mempertimbangkan untuk memproduksi model ini di Indonesia. Sebab, menurut Anton, jika mengimpor langsung C-HR yang saat ini diproduksi di Turki dan Jepang, maka biayanya akan mahal.
"Pasti kita enggak mungkin lah impor dari sana karena biayanya lebih mahal. Jadi kita studi untuk produksinya. Sambil studi produksinya jalan, kita juga studi tentang penerimaan pasar apakah besar untuk model seperti ini, karena kan SUV baru, kita pengin cek dulu sih," ujar Anton.
C-HR memang ditawarkan dengan beragam pilihan mesin, termasuk versi hybrid. Dan konsep yang dipamerkan di GIIAS ini adalah versi hybrid. Namun, Anton belum bisa memastikan mesin apa yang cocok untuk C-HR jika dijual di Indonesia nanti.
"Mesin kan ada 4 tipe, ada 1.8 liter biasa, 1.8 liter hybrid, 2.0 liter dan di Jepang ada 1.2 liter turbo. Kita pelajari yang sesuai dengan Indonesia. Kebetulan yang ditampilkan di sini hybrid. Tapi kan kita lebih perlihatkan konsep mobilnya," kata Anton.
(rgr/ddn)












































Komentar Terbanyak
Habis Ngamuk Ditegur Jangan Ngerokok, Pemotor PCX Kini Minta Diampuni
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Harga Mobil di Indonesia Terkesan Mahal, Padahal...