Viral Pemotor Tendang Spion Mobil di Puncak saat One Way, Salah Siapa?

Viral Pemotor Tendang Spion Mobil di Puncak saat One Way, Salah Siapa?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 12 Jun 2024 07:05 WIB
Jakarta -

Di media sosial viral pengendara sepeda motor menendang spion mobil di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Disebutkan, kondisi lalu lintas saat itu sedang diberlakukan sistem satu arah atau one way.

Mobil tampak melaju di ruas kanan jalan dan datang dari arah Puncak. Sementara pemotor datang dari arah sebaliknya, yaitu dari arah Jakarta menuju Puncak.

Dinarasikan bahwa mobil tersebut tetap melanjutkan perjalanannya. Sedangkan pemotor mendapatkan teguran dari pemotor lain karena kacanya berserakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktisi keselamatan berkendara yang juga instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian mengatakan tindakan road rage ini menjadi bukti bahwa kompetensi pengendara di Indonesia masih dipertanyakan.

"Memang semakin hari sepertinya makin banyak pengguna jalan yang tidak layak di jalan. Mau meminta apa lagi dari pengguna jalan kalau sampai saat ini kompetensinya masih dipertanyakan. Kompetensi itu meliputi pengetahuan dan etika untuk menjadi layak dan berketerampilan di jalan. Kelayakan di jalan saat ini hanya berdasarkan saya punya hak dan berwenang berada di jalan," kata Erreza kepada detikOto, Selasa (11/6/2024).

ADVERTISEMENT

Reza melihat dari dua sisi. Menurutnya, baik pengendara sepeda motor maupun mobil sama-sama gagal mengantisipasi pergerakan pengguna jalan lain.

"Tindakan road rage (kekerasan di jalan raya) ini dipicu karena pemotor ada 'temannya' serta mereka berdua juga (berboncengan). Sedangkan pemobil juga nampaknya merasa itu jalurnya. Ketika ada accident di jalan keduanya gagal antisipasi," sebutnya.

"Itu juga ada marka jalan penyeberangan, pemotor dan pemobil nampak lebih cepat dibandingkan arus sekitar, ketidaklayakan di sini karena tidak kompeten--semakin cepat bergerak bidang pandangnya mengecil. Pengemudi tidak kompeten pasti akan bilang 'tiba-tiba atau tidak kelihatan'," jelasnya.

Memang, masih banyak pengendara motor yang memakan lajur terlalu banyak dari arah berlawanan meski sudah diberlakukan one way di Puncak. Menurut Reza, pemotor yang memenuhi jalan dari arah berlawanan saat one way terjadi karena kesalahpahaman pola pikir pemotor, mereka menganggap setiap ada ruang kosong langsung dipenuhi. Pelajaran dari kejadian ini, Reza memberikan tips aman berkendara di jalur one way, terutama di jalur Puncak di mana pemotor masih bisa melintas di jalur one way.

"Karena (dimensi motor) kecil jangan kayak air mengisi ruang kosong. Berurutan, jangan zig-zag kayak konvoi berkelompok. Berlaku seperti mobil, anggap bodi motor besar harus ada space 1 meter di depan, belakang, kiri, kanan," sebut Reza.

Selain itu, pengendara mobil juga jangan mengabaikan keselamatan pengendara sepeda motor. Perhatikan kecepatan saat memacu kendaraan di jalur one way.

"Pengemudi wajib prioritaskan pemotor atau kendalikan kecepatan saat one way. Karena risiko pemotor lebih tinggi," katanya.




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads