Curamnya tanjakan rock bottom dalam serial kartun SpongeBob sampai dijadikan label Tanjakan Bukanagara, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Memang seberapa ngeri tanjakan tersebut?
Video mobil tidak kuat di tanjakan SpongeBob ramai di media sosial. Tak cuma mobil, bahkan motor pun berjatuhan ketika melewati jalan tersebut.
Dimuat dalam detikJabar, insiden di tanjakan tersebut salah satunya mobil wisatawan yang tak kuat menanjak hingga akhirnya mundur pada Minggu (29/10). Dua hari kemudian, satu unit motor juga tak kuat menanjak hingga akhirnya terjatuh, Selasa (31/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RT setempat, Ineu, menjadi saksi insiden yang dialami pengendara. Dia mengatakan mayoritas pengendara itu dari luar daerah Lembang.
"Kecelakaan pasti ada, terakhir hari Selasa kemarin itu motor. Hari Minggu-nya mobil wisatawan dari Depok dan Jakarta nggak kuat nanjak, mundur lagi. Nah itu yang viral kemarin," ujar Ineu.
Risiko insiden di Tanjakan SpongeBob meningkat saat karena permukaan jalan di sepanjang Tanjakan SpongeBob itu menjadi licin. Selain curamnya tanjakan, jalan yang sempit bikin sulit pengendara melintas di lokasi itu.
Tanjakan SpongeBob adalah tanjakan ekstrem yang ada di Jalan Bukanagara, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB. Tanjakan itu menjadi rute alternatif dari Lembang menuju Bandung via Punclut.
Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan pernah melintasi tanjakan SpongeBob tersebut. Dia mengamini jalan tersebut punya kesan pertama yang ngeri.
"Pertama lewat jalan ini impresinya memang ngeri duluan, karena gue lihat ujungnya jauh," kata Sony kepada detikcom, Jumat (3/11/2023).
Sony berhasil melintasi tanjakan SpongeBob tersebut dengan perhitungan. Hal terpenting lainnya ialah mengenal karakter mobil.
"Langkah pertama yang gue lakukan saat itu adalah berhitung dulu terhadap sudut dan panjang tanjakan... yang kedua, ada nggak ruang di kiri atau kanan jalan kalau gagal nanjak," kata Sony.
Sony menyarankan agar pengemudi menggunakan gigi transmisi yang rendah. Dengan posisi tersebut, percepatan dapat diatur untuk memaksimalkan torsi yang besar untuk melibas tanjakan. Dengan gigi berada di posisi tersebut, pastinya daya puntir lebih maksimal dan tidak ada masalah saat melewati tanjakan.
"Pasti bisa kalau tidak ada beban muatan berlebih di kabin, kalau transmisi manual nggak ada masalah tapi kalau matic harus disiasati dengan cara manual, artinya satu, agak agresif dan kedua, masuk gear rendah atau gear tiptronic," ujar dia.
"Dengan begitu penggantian gear ke tinggi diatur oleh pengemudi sehingga rpm atas bisa terjaga dan nggak drop... tapi pastikan juga kalau matic-nya (CVT) tidak dalam kondisi panas," kata Sony.
"Yakin dulu dan dengan perhitungan yang matang. Ketika tanjakan sudah kosong... lakukan dengan ancang-ancang atau momentum sebelum nanjak. Saat nanjak pertahankan rpm di 3.500 - 4.000 dengan gear satu," jelas Sony.
"Kunci dari keberhasilannya adalah akurasi perpaduan ketrampilan dan teknik yang digunakan dan ingat! jangan santai atau meremehkan," tambahnya lagi.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP