Bocah SMP dan SMA Cuek Bawa Motor ke Sekolah

Bocah SMP dan SMA Cuek Bawa Motor ke Sekolah

- detikOto
Selasa, 10 Sep 2013 11:41 WIB
ilustrasi
Jakarta - Fenomena anak di bawah umur yang mengemudikan kendaraan kini sudah menjadi rahasia umum. Tak hanya saat bermain atau bepergian ke suatu tempat, anak-anak di bawah umur khususnya yang masih duduk di bangku SMP pun acapkali nekat membawa kendaraan seperti motor bahkan mobil

Seperti yang dituturkan Sumiran, seorang satpam di sekolah Al-Izhar, Pondok Labu, meski sudah dilarang membawa kendaraan khususnya mobil, masih ada beberapa anak yang tetap ke sekolah dengan mengendari mobil. Biasanya, mereka akan memberikan surat keterangan dari orang tua bahwa si supir sakit sehingga harus mengemudikan sendiri kendaraannya.

"Seringnya sih SMA, kalau anak SMP rata-rata nggak ada yang bawa motor atau mobil, paling sering diantar supir, ngojek atau naik angkot lah beberapa. Memang waktu itu pernah ada anak kelas 3 SMP, sekitar dua tahun lalu. Dia bawa mobil, udah enggak dibolehin eh dianya malah markir di sana agak jauh dari sekolah sampe menghalangi orang yang mau masuk ke rumahnya," kata Sumiran saat ditemui detikcom, Selasa (10/9/2013)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sumiran, sepertinya si anak SMP tersebut memarkir mobilnya di depan rumah orang. Berbeda dengan murid Al-Izhar, murid SMP PGRI 12, Pondok Labu, Jakarta Selatan, setiap hari menitipkan motornya di tempat parkir Masjid An-Ni'Mah Pondok Labu.

Setiap harinya, sekitar 20 sampai 30 motor yang dititipkan disana dengan tarif Rp 2.000 per satu kali parkir. Keterangan ini diberikan petugas area parkir yang sering disapa Dul.

"Biasanya dititipin itu subuh terus baru diambil jam setengah tiga soalnya kalo di sana (sekolah) nggak boleh sama gurunya. Nggak ada SIM, KTP, sama STNK kadang-kadang. Di sini, mereka bayar, walaupun nggak ada itu semua ya udah saya jagain," tutur Dul yang berperawakan tinggi kurus ini.

Tempat parkir di masjid tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi mereka yang ingin menjalankan salat di masjid. Namun, lama-kelamaan tempat ini digunakan anak-anak sekolah atau pekerja yang kantornya di daerah sekitar untuk menitipkan motornya.

Jika murid SMP PGRI 12 menitipkan motornya di masjid. Lain lagi dengan pelajar SMPN 85 Pondok Labu. Meskipun pihak sekolah telah melarang muridnya untuk membawa kendaraan ke sekolah, masih ada saja segelintir murid yang tetap membawa motor ke sekolah.

"Kita sudah melarang mereka bawa motor, masuk ke gerbang sekolah enggak boleh pakai motor. Kalau mereka tetap bawa, ya itu risiko mereka kita enggak tanggung jawab kalau ada apa-apa. Itu sebenernya yang salah ya orang tuanya," tegas Harjono, salah satu staf pengajar SMPN 85.

Lantas, jika murid membawa motor ke sekolah, di mana mereka biasa memarkirkan motornya? "Ya dimana aja, tapi keseringan di pasar sih," ujar salah satu petugas keamanan. Pernyataan ini dibenarkan petugas parkir pasar Pondok Labu yang terletak kira-kira 100 meter dari SMPN 85.

"Ada beberapa anak SMP yang markir motor di sini, cewek cowok ada tapi juga jarang, paling satu dua orang. Belum tentu seminggu sekali mereka nitip motor, tapi tiap bulan ada aja yang titip," kata petugas parkir itu.

Satu kali parkir, pengendara akan dikenakan tarif Rp 2.000. Biasanya, murid SMP akan memarkirkan motornya sejak pukul 07.00-14.30 WIB saat jam pulang sekolah. Di SMPN 85, murid masih diperbolehkan membawa sepeda. Sama seperti peraturan yang berlaku di SMPN 37 Cilandak, Jakarta Selatan.

"Kalau anak-anak memang nggak boleh bawa motor sama sekali dan dari dulu memang nggak ada yang bawa motor. Tapi namanya anak-anak kadang suka bandel paling pas ekskul dia bawa motor, tapi abis gitu ya dia balik lagi" kata kepala Tata Usaha, Malyono.

Namun, jika anak membawa sepeda ke sekolah, itu sangat diperbolehkan dan pihak sekolah pun menyediakan tempat parkir untuk sepeda.

Kendaraan yang dikemudikan anak di bawah umur pun tak jarang bisa mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan. Seperti yang dialami putra bungsu musisi Ahmad Dhani, AQJ atau Dul (13). Minggu dini hari, Dul mengemudikan mobil mitsubishi Lancer bernopol B 805 AL dan mengakibatkan tabrakan beruntun yang menewaskan enam orang dan sembilan korban luka parah.

Perihal Dul yang mengemudikan sendiri kendaraannya ternyata juga pernah disaksikan langsung oleh Sumiran. Saat itu, di Al-Izhar memang tengah diselenggarakan turnamen sepak bola antar sekolah.

"Sekitar setahun lalu dia (Dul) dateng kesini nonton tanding bola. Jadi kebetulan ada event turnamen bola antar sekolah, waktu itu dia nyetir sendiri sama temennya dua orang. Saya yang ngasih kartu parkirnya," ungkap Sumiran.

"Malah dia tanya pak, ini sekarang nih bayarnya? Saya bilang aja nanti saja dah belakangan, rokok sebungkus juga boleh hehe," katanya menirukan ucapan Dul saat itu. Sumiran mengaku saat itu ia tidak mengetahui bahwa Dul adalah anak Ahmad Dhani.

"Saya juga baru tau kalo dia anaknya Dhani pas temennya bilang, itu dia anaknya Dhani musisi pak. Oh itu anaknya Dhani, saya baru ngeh. Pas udah keluar juga dia akhirnya nggak ngasih apa-apa," pungkasnya.

(gah/ikh)

Hide Ads