Toyota berencana menambah portofolio mobil hybrid lokal mereka. Setelah sukses dengan Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, kabarnya Toyota bersiap meluncurkan mobil hybrid teranyar mengambil basis Low MPV 'sejuta umat' Toyota Avanza. Kapan mobil ini meluncur di Indonesia?
Dijelaskan Vice President Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, saat ini Toyota sedang menunggu kabar dari pemerintah terkait subsidi untuk mobil hybrid. Seperti diketahui, saat ini insentif yang diberikan masih terbatas untuk mobil listrik full baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle).
"Masih menunggu ada tambahan insentif dari pemerintah, supaya (harganya) bisa lebih terjangkau. Kan nanti bisa nurunin penggunaan bahan bakar yang signifikan, itu bisa sampai 50 persen. Idealnya kan dapat insentif. Itu bukan buat kita (pabrikan) tapi buat konsumen," kata Bob kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Bob menjelaskan, saat ini ada dua pandangan terkait subsidi mobil listrik, pertama zero emission, kedua low emission. Saat ini, subsidi pemerintah diberikan ke mobil listrik full baterai buatan lokal yang memiliki nol emisi.
"Untuk low emission, semua effort (usaha) untuk mengurangi emisi itu harus dikasih insentif. Karena 2030 ini kan kita harus mengurangi kan, terus sampai 2040, 2050. Jadi kalau pakai net zero emission, susah (mencapai target itu). Jadi dalam hal ini kita berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan insentif untuk semua teknologi elektrifikasi (termasuk hybrid) supaya kita bisa menjadi leader di Asia Tenggara," sambung Bob.
Sebelumnya pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif untuk mobil listrik full baterai yang sudah dibuat secara lokal dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 40 persen. Salah satu subsidi tersebut berupa biaya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 1 persen, dari yang seharusnya 11 persen.
Kembali ke isu Avanza Hybrid, Bob belum bisa memberikan kisi-kisi terkait spesifikasi mobil ini, seperti mesin contohnya. "(Mesinnya) belum tahu," kata Bob lagi. Bob kembali menekankan bahwa mobil hybrid juga perlu mendapatkan subsidi dari pemerintah.
"Tinggal environment-nya aja. Jadi kalau misalkan (pemerintah) mau ngasih insentif, sebenarnya memberi insentif untuk pengurangan emisi juga. Kalau di negara lain bukan cuma konsumen, tapi produsen juga (diberikan insentif)," bilang Bob.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?