Kecewa Kembalikan Mobil ke Pabrik, Konsumen Ini Masih Ditagih Biaya hingga 2 Tahun

Kecewa Kembalikan Mobil ke Pabrik, Konsumen Ini Masih Ditagih Biaya hingga 2 Tahun

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Sabtu, 16 Apr 2022 19:07 WIB
Pabrikan mobil listrik Tesla akhirnya memperkenalkan edisi Model X 60D dengan harga yang lebih murah
Tesla Model X Foto: Tesla
Jakarta -

Pengalaman kurang memuaskan dialami oleh mantan konsumen Tesla yang satu ini. Telah mengembalikan mobil listriknya yang telah dibeli, namun pihak perusahaan masih menagih biaya hingga dua tahun lamanya. Kok bisa?

Dilansir Carscoops, seorang pria bernama Danny Roman harus membayar tagihan pembelian Tesla Model X yang sudah berjalan selama 2 tahun sampai hari ini. Padahal, mobil listrik tersebut sudah dikembalikan ke pihak Tesla sejak 2020 silam.

Awalnya, Roman membeli sebuah Tesla Model X pada Maret 2020 seharga US$ 116.000 (setara Rp 1,6 miliar). Namun sembilan hari setelah pembelian, Roman memutuskan untuk mengembalikan SUV listrik tersebut ke Tesla dan minta pengembalian dana utuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, CEO Tesla Elon Musk menyebut bahwa konsumen yang telah membeli mobil listrik Tesla masih bisa dikembalikan dan mendapatkan refund secara penuh. Namun dengan syarat, mobil tersebut dikembalikan paling lambat satu minggu setelah pembelian.

Alasan Roman mengembalikan Tesla Model X yang sudah dibeli karena masalah pada baterai. Ketika ia menggunakan selama beberapa hari, performa baterainya tak seperti yang dipaparkan oleh sales dan di situs resmi Tesla.

ADVERTISEMENT

Belum lagi pada bagian pintu 'falcon door' Tesla Model X miliknya yang sering kali mengalami masalah. Maka dari itu Roman memutuskan mengembalikan mobil tersebut ke Tesla.

Tesla Model X P100DTesla Model X P100D Foto: Pool (Carsscoop)

Usai mengembalikan mobilnya, pihak bank menyarankan Roman untuk melakukan proses 'stop sales' kepada Tesla. Cara ini dilakukan agar pihak bank mengetahui jika Roman sudah tidak menanggung biaya pembelian mobil listrik tersebut. Roman pun mengiyakan saran pihak bank tersebut.

Namun beberapa minggu kemudian, bukan dana cair yang ia dapatkan melainkan sebuah notifikasi dari aplikasi Tesla yang mengatakan jika Tesla Model X nya telah diperbaiki dan bisa diambil di pusat layanan Burbank, California. Roman pun bingung sebab mobil tersebut ia kembalikan, bukan untuk diservis.

Roman tak menggubris notifikasi itu dan tetap berhenti melakukan pembayaran atas mobilnya selama satu bulan. Namun, pihak bank memberi tahu Roman jika ia telah melewatkan tenggat pembayaran dan kreditnya sudah mencapai 30 poin.

Lewat saluran telepon, kala itu Roman diberitahu bahwa Tesla tidak mengeluarkan penghentian penjualan kendaraan, yang mana telah ia lakukan atas saran dari pihak bank.

Roman yang memiliki usaha kecil di California, tak mau mengambil risiko karena terkait dengan kartu kreditnya. Alhasil, Roman membayar biaya pembelian mobil tersebut selama dua tahun terakhir, padahal mobil tersebut sudah tidak lagi dimilikinya.

"Jika kamu menghentikan proses pembayaran ke bank, itu akan menghancurkan kamu!" kata Roman.

Menurut tanggapan Tesla, pihaknya mencoba memberi tahu Roman jika ia membeli SUV listrik tersebut setelah kebijakan pengembalian tujuh hari telah berakhir. Padahal, saat itu kebijakannya masih berlaku dan disebutkan dalam kontrak.

Setelah beberapa bulan mengurus masalah ini, Roman akhirnya menuntut Tesla ke pengadilan. Namun, Tesla menambahkan klausul arbitrase di dalam kontrak di mana konsumen yang merasa telah dirugikan harus melalui proses penyelesaian sengketa alternatif daripada harus ke pengadilan.

Artinya, Tesla yang punya tanggung jawab sebagai pembuat mobil dapat menjaga kerahasiaan tentang keluhan yang diajukan oleh konsumen. Alhasil, konsumen juga tidak bisa melakukan gugatan lewat class action.

Hal ini membuat Roman harus tetap membayar Tesla Model X yang ia kembalikan sejak 2 tahun lalu. Dengan begitu Roman wajib membayar sisa biaya pembelian mobil setiap bulannya hingga selesai.

"Setiap kali uang diambil dari rekening saya, setiap bulan, saya merasa takut," ujarnya.

"Selain itu, saya telah menghabiskan lebih dari seratus jam di hidup saya untuk memperbaiki ini, dan saya terus khawatir," pungkas Roman.

Hingga Februari 2022, Tesla masih enggan mengaku jika mobil milik Roman telah dikembalikan ke mereka. Pihak Tesla memberi tahu Roman jika mobilnya masih ada di pusat servis selama dua tahun terakhir, lalu Roman hanya perlu mengambilnya.

Mengetahui hal tersebut, Roman kemudian mengontak kembali Tesla dan ingin mengambil mobil tersebut. Anehnya, Tesla tidak mengeluarkan surat untuk pengambilan mobil tersebut dan justru menyuruh Roman untuk menghubungi pihak bank.




(lth/din)

Hide Ads