Awas Aksi Penipuan, Ini yang Pertama Harus Dilakukan saat Dituduh Tabrak Lari

ADVERTISEMENT

Awas Aksi Penipuan, Ini yang Pertama Harus Dilakukan saat Dituduh Tabrak Lari

Tim Detikcom - detikOto
Rabu, 02 Feb 2022 19:34 WIB
Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur (Tangkapan Layar)
Pelaku modus pura-pura jadi korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur Foto: Tangkapan Layar
Jakarta -

Pihak berwajib menyarankan agar seluruh pengendara lebih waspada saat berkendara. Terlebih baru-baru ini terungkap penipuan bermodus tabrak lari. Bagaimana mengantisipasi aksi kejahatan seperti ini?

Seperti kejadian pekan lalu di wilayah Jakarta Timur, ketika seorang pria mengaku telah ditabrak dan mengejar mobil untuk diminta ganti rugi. Rencana jahat tersebut tidak sampai terealisasi, dan bahkan berkat rekaman video penumpang di dalam mobil, si pelaku bisa ditangkap.

Pihak berwajib pun memberikan tips agar detikers tidak tertipu oleh aksi penipu tabrak lari.

"Semua masyarakat jika mengalami hal seperti ini, saya harapkan jangan panik. Tolong langsung berhenti di tempat pos polisi terdekat, baik polsek polres, atau kantor instansi pemerintahan, karena di sana minimal ada penjaganya," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Budi Sartono.

"Sehingga bisa diselesaikan, apakah benar itu kejadian Lakalantas atau modus bohong seperti ini. Sekali lagi jangan panik dan jangan terprovokasi saat dibilang maling atau apalah, langsung ke kantor polisi apakah benar itu pidana atau tidak," Budi menambahkan.

Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kita sebagai pengendara mobil. Satu hal yang pertama harus dilakukan adalah jangan panik dan cobalah berhenti di tempat ramai.

[Gambas:Instagram]



Pengendara mobil juga harus mengantisipasi jika pelaku penipuan bermodus tabrak lari itu bekerja secara berkelompok.

"Paling penting jangan panik, segera berhenti di titik yang ramai untuk menarik perhatian banyak orang agar membuat pelaku itu takut. Jangan menuruti tempat sesukanya dia, karena mereka bisa saja berkelompok dan jangan melawan karena hanya menimbulkan masalah baru, tetap berusaha ngotot dan pastikan ada orang orang yang menjadi saksi," tutur Jusri.

Jusri menjelaskan, mengeluarkan suara yang keras dan berani ngotot bisa mengganggu psikis pelaku. Semakin pelaku merasa tertekan, hal itu mempengaruhi gestur badan hingga volume suara.

"Sebaliknya, orang yang merasa dituduh jika melakukan tindakan kejahatan itu pasti akan berteriak dan marah. Hal itu dapat membuat kaget si pelaku tersebut dan dapat menarik masyarakat di sekitar, sehingga mereka tahu siapa yang benar dan salah," pungkasnya.



Simak Video "AC Mobil Mendadak Tak Dingin dan Hanya Keluar Angin? Coba Cek Ini Deh!"
[Gambas:Video 20detik]
(lth/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT