Dibandingkan China, biaya untuk membuat SIM di Indonesia jauh lebih murah. Hal ini dikemukakan Susi, salah satu tour guide perjalanan kami di Shanghai, China.
"Susah (buat SIM di sini) kalau di Shanghai sekitar 10.000 yuan (Rp 20 juta biayanya). Ujiannya 5 kali dalam setahun. Untuk Sim J-1 (untuk mobil)," kata Susi yang juga warga negara China saat berbincang bersama detikcom di Shanghai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila kesempatan tersebut terus berulang gagal dalam ujian tes tertulis, kesehatan dan praktik maka uang tersebut akan hangus. "Sia-sialah duitnya," kata Susi.
Baca juga: Bus Listrik yang Keliaran di Shanghai |
Susi juga mengatakan setiap pengendara yang memiliki SIM terdapat batasan poin yang bisa ditolerir. Ia menyebut dalam satu tahun, pengendara hanya diberikan poin sebanyak 12 poin. Bila melewati ambang batas, maka terpaksa SIM-nya harus dicabut.
"Kalau (menerobos) lampu merah dia langsung potong poin dan denda uang," kata Susi.
Dalam amatan detikcom di sejumlah ruas jalan raya Shanghai, aturan yang ketat tersebut mempengaruhi perilaku pengendara di jalan. Mobil-mobil yang berhenti saat lampu merah berada di belakang garis atau marka jalan.
Selain itu, bisa dikatakan jarang terlihat Polisi Lalu Lintas China berjaga. Hal ini juga berkaitan dengan penerapan teknologi yang lebih modern, yakni pengawasan lewat kamera seperti yang sudah dimiliki di Indonesia, yakni E-Tle.
"Salah jalan (pelanggaran) itu ada kamera (pengawas), ya langsung foto," ungkapnya.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?