Sebelum bisa melenggang di jalan raya, pengendara di Jepang harus mengantongi SIM, peraturan yang sebenarnya sama saja dengan berbagai negara di dunia, terumasuk Indonesia. Namun, mendapatkan SIM di Jepang bukan perkara mudah dan murah. Biaya pembuatan SIM di Jepang pun cukup mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mula-mula belajar bikin SIM itu biayanya 300 ribu yen lho," kata Andre, warga Malaysia yang sudah tinggal di Jepang selama 25 tahun itu.
Kalau dirupiahkan dengan kurs hari ini, biaya bikin SIM mulai dari belajar seharga 300 ribu yen itu setara dengan Rp 38,9 juta. Biaya segitu sudah setara dengan harga motor sport 150 cc, malah lebih mahal.
Sebagai gambaran, harga Yamaha R15 di Indonesia dibanderol Rp 36 jutaan. Atau Honda CBR150R seharga Rp 34.263.000 sampai Rp 39.163.000.
Andre mengatakan, orang Jepang khususnya di kota besar jarang yang pakai mobil pribadi. Selain parkirnya yang mahal, biaya untuk tol pun cukup menguras kantong.
"Tol sekali bayar (setara) 130 ribuan rupiah. Mungkin satu hari dari rumah sampai ke kantor 5 kali bayar. Nanti pulang 5 kali lagi," ucap Andre.
"Kalau dia tidak mau lewat tol dia pasti terlambat. Karena lampu merah itu ada berapa kali lewat itu," sebutnya.
Bahan bakar di Jepang berkisar 150 yen per liter atau Rp 20 ribuan. "Tapi tidak bisa dibandingkan (dengan Indonesia) karena gaji orang sini tinggi. Tapi meski gajinya tinggi pun habis juga (kalau pakai mobil pribadi untuk bensin, parkir, dan tol)," kata Andre.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat