Diberitakan Times of India, pria bernama Gaurav Sharma, seorang eksekutif dari Noida meninggal dunia setelah disetop polisi lalu lintas. Peristiwa itu terjadi di Ghaziabad, India, Minggu (8/9/2019) sore lalu.
Insiden tersebut terjadi saat Gaurav yang bekerja di perusahaan perangkat lunak sedang mengendarai mobil. Dikutip India Times, ayah korban Moolchand Sharma, mengatakan polisi lalu lintas mencegat mobil yang dikendarai anaknya untuk memeriksa kelengkapan berkendara. Padahal, saat itu Gaurav tak melanggar peraturan lalu lintas. Dia mengenakan sabuk pengaman dan tidak berkendara melebihi batas kecepatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, polisi meminta Gaurav untuk berhenti. Polisi disebut telah memukul kap mobil Gaurav dengan tongkatnya.
Sharma mengatakan, putranya turun dari mobil dan langsung jatuh. Dia menuduh bahwa polisi bukannya membantu setelah Gaurav jatuh pingsan.
Sampai akhirnya pejalan kaki menolong Gaurav dan membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa, staf rumah sakit menyatakan Gaurav meninggal dunia.
"Apa yang terjadi pada kami adalah polisi lalu lintas menghentikan kami secara acak. Saya telah kehilangan anak saya, tapi berharap ini tidak terjadi pada orang lain," kata Sharma.
"Seseorang (polisi) harus sopan dan meminta seseorang (pengendara) untuk diperiksa. Itu bukan kasus mengemudi ngebut atau apa pun. Ada dua orang tua duduk di dalam mobil, namun mereka (polisi) menggebrak (kap) mobil dengan tongkat. Ini bukan cara (yang baik) untuk memeriksa," kata ayah korban.
"Saya tidak akan melihat kejadian hari ini jika polisi lalu lintas berbicara dengan lembut. Saya kehilangan putra saya, cucu perempuan saya yang berusia lima tahun telah kehilangan ayahnya," kata dia.
Keluarga itu juga mengatakan bahwa Gaurav tidak memiliki riwayat penyakit jantung tetapi mengakui bahwa ia menderita diabetes.
Atas kasus ini, diwartakan Cartoq, Departemen Lalu Lintas Uttar Pradesh (negara bagian India) mengeluarkan perintah meminta petugas polisi untuk tidak menghentikan kendaraan hanya demi memeriksa dokumen.
Kendaraan tidak boleh dihentikan hanya untuk memeriksa dokumen. Hanya kendaraan yang melanggar peraturan dan mereka yang mengemudi tanpa helm, sabuk pengaman dan lain-lain yang dihentikan. Dokumen kendaraan (pelanggar) tersebut dapat diperiksa.
Secara hukum, polisi memiliki wewenang untuk menghentikan kendaraan apa pun dan memeriksa dokumen yang relevan di lokasi. Namun, menggunakan kewenangan ini secara berlebihan merupakan penyalahgunaan kewenangan. Direktorat Lalu Lintas Uttar Pradesh mengambil langkah untuk menghentikan praktik penyalahgunaan kewenangan tersebut.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah