Ya namanya masih dalam pengembangan, sudah pasti bukan tanpa halang rintang. Bahkan tidak sedikit setiap pengujian kerap memakan korban. Sebut saja seperti salah seorang mantan pengemudi Uber, Ryan Kelley, yang pernah ikut dalam program kendaraan otonom Uber. Dirinya pun menceritakan bahwa dirinya menderita gegar otak ringan saat mengoperasikan salah satu prototipe perusahaan tersebut.
Baca juga: Mobil Tanpa Sopir Kesukaan Emak-emak |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kelley, pada Desember 2017 prototipe Uber rentan terhadap pengereman yang terlalu agresif. Perut pria tersebut mual dan penglihatannya kabur usai mengoperasikan armada tersebut. Kelley menggambarkan rasanya seperti dalam tabrakan ringan selama tiga jam, dengan kepalanya terus-menerus membentur sandaran kepala.
Baca juga: Melihat Mobil Robot Pengantar Belanjaan |
Kelley dan pengemudi lainnya memberi tahu pengawas tentang sakit kepala yang mereka alami, tetapi manajer yang bertanggung jawab atas keselamatan, Rob Shoup diduga menepis keluhan mereka dan menuduh mereka mengada-ada.
Setelah di bawa ke ruang gawat darurat hari itu, Kelley didiagnosis dengan gegar otak ringan dengan gejala kecelakaan mobil berkecepatan rendah. Selain itu, Kelley mengatakan kepada Business Insider bahwa Uber sangat melarang mereka untuk ke kamar mandi karena mematikan kendaraan uji dapat memakan waktu hingga satu jam untuk reboot dan mengatasi masalah.
Kelley akhirnya dipecat pada 26 Januari 2018 setelah Uber mengklaim bahwa ia telah melanggar rambu lalu lintas pada 3 Januari 2018 dan tidak melaporkannya. (rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah