Pengalaman Memilukan Jadi Objek Percobaan Mobil Otonom

Pengalaman Memilukan Jadi Objek Percobaan Mobil Otonom

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 03 Jan 2019 13:17 WIB
Ilustrasi mobil otonom Uber Foto: Jeff Swensen - Gettyimages
Jakarta - Mobil otonom merupakan kendaraan masa depan yang sedang diuji dan terus dikembangkan. Perusahaan transportasi online seperti Uber pun turut ambil andil dalam mewujudkan mimpi dunia otomotif di masa depan ini.

Ya namanya masih dalam pengembangan, sudah pasti bukan tanpa halang rintang. Bahkan tidak sedikit setiap pengujian kerap memakan korban. Sebut saja seperti salah seorang mantan pengemudi Uber, Ryan Kelley, yang pernah ikut dalam program kendaraan otonom Uber. Dirinya pun menceritakan bahwa dirinya menderita gegar otak ringan saat mengoperasikan salah satu prototipe perusahaan tersebut.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip Business Insider, Kelley merincikan beberapa pengalaman buruk yang dia alami sebelum akhirnya program itu dihentikan setelah kecelakaan fatal awal tahun lalu.

Menurut Kelley, pada Desember 2017 prototipe Uber rentan terhadap pengereman yang terlalu agresif. Perut pria tersebut mual dan penglihatannya kabur usai mengoperasikan armada tersebut. Kelley menggambarkan rasanya seperti dalam tabrakan ringan selama tiga jam, dengan kepalanya terus-menerus membentur sandaran kepala.



Kelley dan pengemudi lainnya memberi tahu pengawas tentang sakit kepala yang mereka alami, tetapi manajer yang bertanggung jawab atas keselamatan, Rob Shoup diduga menepis keluhan mereka dan menuduh mereka mengada-ada.

Setelah di bawa ke ruang gawat darurat hari itu, Kelley didiagnosis dengan gegar otak ringan dengan gejala kecelakaan mobil berkecepatan rendah. Selain itu, Kelley mengatakan kepada Business Insider bahwa Uber sangat melarang mereka untuk ke kamar mandi karena mematikan kendaraan uji dapat memakan waktu hingga satu jam untuk reboot dan mengatasi masalah.

Kelley akhirnya dipecat pada 26 Januari 2018 setelah Uber mengklaim bahwa ia telah melanggar rambu lalu lintas pada 3 Januari 2018 dan tidak melaporkannya. (rip/lth)

Hide Ads