Ekspor Komponen Otomotif RI Bisa Tembus Rp 115 T, Produksi Kalah dari Thailand

Ekspor Komponen Otomotif RI Bisa Tembus Rp 115 T, Produksi Kalah dari Thailand

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Senin, 29 Sep 2025 12:35 WIB
Pabrik TMMIN di Karawang.
Ekspor komponen otomotif di Indonesia. Foto: Doc. TMMIN
Jakarta -

Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) memprediksi kinerja ekspor komponen kendaraan bermotor buatan Indonesia mencapai US$ 7 miliar atau Rp 115 triliun tahun ini. Meski penuh tantangan, mereka yakin angka tersebut sangat masuk akal.

Rachmat Basuki selaku Sekretariat Jendral (Sekjend) GIAAM mengatakan, kinerja ekspor kendaraan bermotor di Indonesia cenderung stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara tujuan ekspornya juga tersebar, mulai dari Malaysia, Jepang hingga Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau proyeksi saya mirip tahun lalu, sekitar US$ 7 miliar (Rp 115 triliun). Mungkin kalau dilihat trend-nya bahkan naik sekitar 6 persen (year on year) Kalau semua komponen kita ikutin dari tahun ke tahun," ujar Rachmat Basuki saat forum diskusi di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pabrik TMMIN di Karawang.Industri komponen otomotif di Indonesia. Foto: Doc. TMMIN

Hingga semester pertama tahun ini, kinerja ekspor komponen otomotif ke berbagai negara sudah mencapai US$ 3 miliar atau sekira Rp 50 triliun. Menurut Basuki, di tengah pasar otomotif nasional yang sedang melemah, industri terkait memang 'menggantungkan hidup' ke sektor ekspor.

ADVERTISEMENT

"Di tengah kondisi sulit ini, untuk menjaga kapasitas produksi dan maintain tenaga kerja, akhirnya kami menggenjot ekspor," tuturnya.

"Cuma memang yang ekspor itu kebanyakan perusahaan yang punya network. Misalnya perusahaan komponen yang joint venture dengan Jepang atau China. Tetapi yang benar-benar perusahaan lokal agak susah," kata dia menambahkan.

Produksi Komponen Otomotif RI Kalah dari Thailand

Di saat yang sama, Basuki mengatakan, produksi komponen di Indonesia tahun lalu hanya 1,1 jutaan unit, sementara Thailand mencapai 1,4 jutaan unit. Meski demikian, penjualan komponen di dalam negeri masih lebih baik.

"Kalau sales, Thailand tahun lalu capai 572 ribuan, sedangkan Indonesia 865 ribuan," kata Basuki.

Produksi komponen kendaraan bermotor di Thailand punya rata-rata 10 tahunan hingga 2 jutaan unit. Sedangkan Indonesia hanya di 1,2 juta unit. Karuan saja, mereka punya 2.800 suppliers, sementara kita hanya ada 1.550 suppliers.

Rachmat Basuki menjelaskan, situasi pasar otomotif Indonesia yang terjadi belakangan memang tak 'menguntungkan' industri komponen kendaraan. Sebab, mobil listrik CBU (completely built up) atau impor utuh dipermudah masuk ke Tanah Air. Sehingga, produsen terkait tak membutuhkan lagi komponen dari dalam negeri.




(sfn/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads