Ketemu BBM Pertamina Tak Sesuai Standar, Laporkan!

Pertamina menerima pengaduan masyarakat, termasuk BBM yang dianggap tak sesuai standar. Berikut cara lapornya.

Pertamina memastikan kualitas BBM yang dijual sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengungkap BBM Pertamina telah menjalani pengujian di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi/LEMIGAS.

Sebanyak 75 sample BBM diambil dari 33 SPBU di Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang Selatan yang hasilnya menunjukkan telah memenuhi standar. Pengujian itu dilakukan untuk seluruh jenis BBM yang dijual Pertamina yakni RON 90, RON 92, RON 95, serta RON 98.

"Yang setelah uji lab, hasil tersebut menunjukkan kualitas BBM Pertamina telah sesuai dengan standar spesifikasi yang dikeluarkan, disyaratkan Ditjen Migas Kementerian ESDM," kata Simon.

Cara Lapor BBM Pertamina Tak Sesuai Standar

Kalaupun masyarakat menemukan BBM Pertamina yang kualitasnya tak sesuai standar, maka bisa mengadukan ke call centre di nomor 135. Tak cuma itu, Simon juga membuka pengaduan langsung ke nomor ponselnya.

"Saya juga memberikan nomor khusus saya yaitu 081417081945. Saat ini bisa untuk menerima SMS, nanti bisa segera didaftarkan untuk bisa menggunakan aplikasi WhatsApp," lanjut Simon.

Nantinya laporan dari pengaduan dari masyarakat itu bakal langsung ditelusuri. Pada kesempatan itu Simon menyebut kasus yang menimpa Pertamina menjadi momen untuk perusahaan melakukan pembenahan. Pertamina juga berencana melibatkan pihak independen non pemerintah untuk menguji kualitas BBM mereka. Langkah ini ditempuh agar bisa meningkatkan kepercayaan dari masyarakat.

"Ini apabila masyarakat menemukan kejanggalan atau situasi yang tidak sesuai, baik kualitas BBM atau praktik kurang sesuai di lapangan bisa menghubungi nomor tersebut untuk ditindaklanjuti," tegas Simon.

Pada kesempatan yang sama, Simon juga meminta maaf terkait kasus hukum tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, sub-holding dan kontraktor kontrak kerja sama periode 2018-2023.

Simon menyatakan, kasus itu benar-benar memukul dan menjadi salah satu ujian besar yang dihadapi Pertamina. Namun ia juga mengapresiasi Kejaksaan Agung yang mengungkap kasus ini.