Ini Sebabnya Penjualan Mobil Tahun 2024 Turun

Ini Sebabnya Penjualan Mobil Tahun 2024 Turun

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 17 Jan 2025 12:22 WIB
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memberikan penyegaran terhadap salah satu modelnya. Kali ini, Rocky facelift yang meluncur di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Daihatsu memberikan penyegaran pada bagian eksterior dari Rocky.
Penjualan mobil di tahun 2024 mengalami penurunan signifikan. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Penjualan mobil di tahun 2024 mengalami penurunan signifikan. Ada berbagai faktor yang memengaruhi, dari pelemahan nilai rupiah, pemilu, turunnya daya beli masyarakat, serta faktor sulitnya mendapatkan kredit dari lembaga pembiayaan (leasing).

Berdasarkan data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) pada 2024 mencatatkan angka 865.723 unit, kalau dibandingkan penjualan wholesales 2023, angka mobil yang dipasarkan saat itu mencapai 1.005.802 unit.

Sementara buat penjualan retail (dealer ke konsumen) tahun 2024, mencatatkan angka 889.680 unit. Turun sebanyak 108.379 unit dari penjualan retail di tahun 2023 yang meraih angka 998.059 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Marketing and Planning & Communication Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani menjelaskan beberapa faktor penyebab mengapa penjualan mobil pada 2024 mengalami penurunan. Kata Agung, khusus pada semester kedua tahun 2024, industri otomotif harus menghadapi banyak tantangan.

"Second half itu yang paling challenge (menantang) itu adalah daya beli. Karena buat marketnya Daihatsu berbeda dari yang lain, di mana kita lebih didominasi oleh first car buyer, ya. Mungkin itu. Beberapa, mereka kan datangnya dari informal sektor," kata Agung dalam acara Daihatsu New Year Media Gathering di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

ADVERTISEMENT

Agung menambahkan, market Daihatsu banyak datang dari pemilik bisnis-bisnis kecil. Selain daya beli yang menurun, secara umum tantangan lain buat industri otomotif di paruh kedua tahun 2024 adalah terkait dengan lembaga pembiayaan alias leasing.

"Begitu (konsumen) mau beli, kita juga punya challenge masalah leasing company, yaitu masalah kredit. Terutama bagi mereka yang membeli mobil pertama, prosesnya kan lebih luar biasa lagi, ya. Sekarang minta DP besar. Jadi, kurang lebih itu challenge, dua challenge utama kita di semester dua," terang Agung.

Sebagai informasi, penjualan Daihatsu pada 2024 juga mengalami penurunan. Pada tahun 2024, Daihatsu membukukan penjualan retail 168.263 unit. Angka itu mengalami penurunan dari penjualan retail tahun 2023 yang mencatatkan angka 194.108 unit. Meski penjualan turun, Daihatsu tetap menjadi merek nomor dua terlaris di Indonesia.




(lua/din)

Hide Ads