Bom di atas roda. Begitulah komentar warganet ketika merespons kecelakaan bus sekolah yang terjadi di Thailand baru-baru ini. Kecelakaan yang menimbulkan 23 korban penumpang tewas disebabkan munculnya kobaran api dari pipa tabung gas yang bocor. Ya, bus tersebut telah dimodifikasi dari sebelumnya pakai bahan bakar solar, menjadi berbahan bakar gas terkompresi atau CNG. Secara ilegal, operator menambahkan 5 tabung gas di bagian bawah depan bus.
Dikutip dari BBC, peristiwa kecelakaan yang memakan korban jiwa 20 siswa dan 3 guru itu menjadi salah satu kecelakaan lalu lintas terburuk di Asia Tenggara. Kecelakaan yang terjadi pada 1 Oktober 2024 tersebut menjadi bukti kegagalan pemerintah Thailand dalam melakukan pengawasan terhadap transportasi umum, khususnya bus.
Diketahui bus berbahan bakar CNG banyak beredar di Thailand. Dan banyak para pemilik usaha transportasi bus melakukan konversi armadanya dari bahan bakar solar, ke bahan bakar CNG. Tentunya modifikasi seperti itu memiliki banyak risiko, apalagi jika tidak dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, konversi ini banyak dilakukan ke bus-bus tua. Jadi operator mempertahankan sasis lama, kemudian ditempel dengan bodi baru, sehingga tak kelihatan kalau bus tersebut sebenarnya sudah ringkih.
Konversi dari solar ke gas ini umumnya dilakukan pada bus-bus tingkat. Bus double decker ini menjadi sasaran empuk buat dikonversi lantaran ada peraturan baru di negeri Gajah Putih soal ketinggian bus. Jadi daripada bus-bus tingkat itu mangkrak, maka operator kemudian memodifikasi busnya dengan bodi baru yang lebih pendek, kemudian dikonversi dari solar ke gas.
Dengan perubahan bodi menjadi lebih pendek, maka dek bawah yang semula digunakan sebagai kabin penumpang, diubah fungsinya jadi tempat menaruh tabung-tabung gas CNG. Sementara para penumpang khusus ditempatkan di dek atas. Maka kemudian muncul istilah bom di atas roda.
![]() |
Untuk kasus kecelakaan bus di Thailand tersebut, ternyata bus dimodifikasi secara ilegal dengan menambahkan lima tabung gas di bagian bawah area depan. Akibatnya, saat terjadi kecelakaan, percikan api dengan mudah berubah menjadi kobaran api di bagian depan.
Menurut polisi, bus tersebut telah diperiksa kelayakannya pada bulan Mei tahun ini, tetapi mereka yakin penambahan tabung gas secara ilegal dilakukan setelah pemeriksaan itu.
Dua hari setelah kecelakaan, polisi mengatakan bahwa mereka menangkap pemilik bus terkait yang mencoba melepaskan tabung gas yang dipasang dengan cara serupa dari lima bus lain miliknya. Izin operasional perusahaan bus tersebut pun ditangguhkan, dan pemiliknya didakwa telah menyebabkan kematian karena kelalaian.
Buntut kecelakaan itu, pemerintah Thailand memerintahkan lebih dari 13.000 bus umum dan swasta bertenaga CNG untuk diperiksa. Selain itu, pemerintah Thailand juga akan menangguhkan semua perjalanan bus sekolah untuk jarak jauh.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah