Baru-baru ini, media sosial dihebohkan aksi pria arogan yang marah-marah dan menendang mobil pengemudi lain. Bahkan, dia juga melakukan ancaman dengan menyebut dirinya sebagai pengacara dan ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Semarang!
Dilansir dari akun Instagram @memomedsos, mulanya pria arogan yang mengemudikan Honda HR-V itu geram karena berpapasan dengan mobil lain di jalur sempit. Dia kemudian turun dan menghampiri pengemudi lain tersebut.
Pria arogan yang mengenakan batik itu mengaku tak mau menyingkir dan memberikan jalan ke pengemudi lain tersebut. Sebab, dia mengklaim jalan yang dilintasinya merupakan wilayah 'kekuasaannya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kamu ini anak siapa? Kamu mau jadi jagoan?" ujar pria arogan tersebut kepada pengemudi lain yang mobilnya berpapasan dengannya, dikutip Jumat (12/7).
![]() |
Pengemudi lain tersebut kemudian menjelaskan, jalan yang dilintasinya itu memang cenderung sempit, sehingga wajar jika berpapasan. Lagipula, menurutnya, dia sudah melaju di jalur yang benar.
"Bukan, ini kan jalan searah ke bawah. Kita mengikuti aturan saja. Kok Anda malah nanya wilayah siapa, siapa? Bukan wilayah siapa-siapa. Kan kita sama-sama orang Indonesia. Saya nggak masalah Anda lewat sini, cuma prioritaskan yang seharusnya," tutur pengemudi lain tersebut.
Pria arogan berbatik itu kemudian nampak geram, kemudian melancarkan tendangan keras ke arah kaca kendaraan. Bukan hanya itu, dia juga melakukan serangan ke arah perekam gambar sambil menyebut jabatan atau kedudukannya.
"Eh... Saya tuh Ketua PP Kabupaten Semarang, ya. Lawyer ini, lawyer!" kata pria arogan tersebut.
Pengemudi lain yang mendapat serangan tersebut tak melakukan balasan. Dia hanya mengatakan, seandainya pria arogan itu memang lawyer dan ketua PP, mengapa tak memberikan contoh baik kepada orang lain?
Hingga berita ini ditulis, tayangan singkat tersebut sudah mendapat 2.500 komentar lebih. Kebanyakan warganet menyayangkan aksi pria arogan itu yang 'menjual' jabatan untuk menyerang orang lain.
Klarifikasi Pria Ngaku Ketua PP
Tak lama setelah kasus tersebut viral, pria arogan yang bernama Wisnu itu akhirnya menyampaikan permohonan maaf. Dia yang didampingi Kepala Desa setempat dan anggota PP lain berjanji, tak akan membuat kegaduhan lagi.
"Saya selaku warga Kalongan yang notabene-nya Divisi Hukum Pemuda Pancasila (PP) maupun sebagai advokat, kami menyampaikan mohon maaf jika ada salah tingkah laku saya di lapangan yang menimbulkan kesalahpahaman," tutur Wisnu melalui video singkat yang diterima detikOto.
"Kami dengan tulus ikhlas mohon agar masalah ini bisa selesai dengan kekeluargaan. Kalau banyak pihak tersinggung dan tidak nyaman, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kita ciptakan Kabupaten Semarang ini bisa tertib dan lebih solid agar masa depan lebih baik," lanjutnya.
Lebih jauh, Wisnu mengaku, pihaknya sudah berencana bertemu sosok yang mobilnya ditendang tersebut. Namun, rencana itu gagal dan diundur ke lain hari.
"Kami sebenarnya difasilitasi Pak Kades untuk bertemu. Namun pihak yang meng-upload video tidak bisa karena ada kegiatan. Besok akan dilanjutkan untuk bertemu, kita saling berjabat tangan dan maaf memaafkan," kata dia.
Buat Apa Sih Ngancem Pakai Jabatan?
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana membenarkan, pangkat atau jabatan tinggi masih menjadi 'senjata utama' pengemudi arogan untuk mengancam pihak lain. Padahal, ancaman tersebut belum tentu benar.
Sony menilai, pengemudi yang demikian biasanya pengecut dan bermental tempe. Jika memang benar dan berani, mereka tak akan berlindung di balik pangkat tinggi tersebut.
"Dari sisi mental, pribadi seperti ini biasanya berkarakter pengecut dan tempe. Sehingga, mereka kerap kali berlindung di balik hal tersebut untuk bisa lepas dari tanggung jawab. Bandingkan dengan pejabat beneran yang pasti lebih tidak ingin diketahui jati dirinya," ujar Sony Susmana kepada detikOto.
Sony juga bicara mengenai hukum yang mengatur soal penggunaan pangkat untuk mengancam pihak lain. Hingga kini, aturan tersebut belum ditegakkan secara tegas.
"Jadi jangan bawa-bawa pihak lain, latar belakang diri, pembenaran diri dan lain-lain yang mempertontonkan keangkuhan. Apalagi menonjolkan institusi negara," kata Sony.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP