Bus pariwisata PO Trans Putera Fajar yang kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, ternyata telah berubah bentuk. Bodi bus dimodifikasi hingga tampak seperti bus baru.
Bus ini belum melakukan uji berkala atau uji KIR di Dinas Perhubungan. Padahal bus ini bodinya telah dirombak total, dari awalnya menggunakan bodi biasa menjadi bodi dengan dek tinggi atau SHD. Inspirasi desainnya datang dari model bus SHD Adiputro.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ada beberapa langkah yang disiapkan untuk memberikan rasa jera pada pelaku pelanggaran peraturan, khususnya pada angkutan darat yang mengancam keselamatan penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam jangka pendek, kami akan melakukan penegakan hukum dengan pasal-pasal dan penyelidikan yang benar. Sehingga bukan saja sopir yang salah, tetapi harus ada pihak lain yang turut bertanggung jawab," tutur Budi dikutip dari keterangan tertulisnya.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan, para pakar telah memberikan banyak masukan dan rekomendasi terkait upaya meningkatkan keselamatan bus umum dan bus pariwisata. Sejalan dengan masukan para pakar, penyelidikan kasus kecelakaan bus pariwisata akan dilakukan secara teliti dan penuh kehati-hatian.
"Semua yang terlibat dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas seperti di Subang akan kita periksa. Artinya si pengusaha hingga perusahaan karoseri, karena ada indikasi perubahan bentuk dimensi dari deck biasa menjadi high deck, itu juga kemungkinan ada pasalnya serta akan diterapkan di kasus tersebut," kata Aan.
Korlantas Polri bersama dengan Ditlantas, Kasatlantas serta stakeholder perhubungan yang ada di daerah baik kabupaten, kota maupun provinsi, akan berkolaborasi untuk menangani bus pariwisata maupun bus umum yang ada.
"Mulai dari hulu, atau mulai dari pool bus yang ada di kota/kabupaten sampai dengan ke hilir, artinya penegakan hukum di jalan. Ini akan kita lakukan secara bersama-sama. Di luar enam provinsi tadi juga akan kita lakukan di seluruh Indonesia," sebut Aan.
Bus Maut Ciater Berubah Bentuk
Diketahui, bus yang mengalami kecelakaan di Ciater telah berubah bentuk. awalnya menggunakan bodi biasa menjadi bodi dengan dek tinggi atau SHD.
Bodi bus diubah hingga menyerupai model bus SHD Adiputro. Direktur PT Adiputro Wirasejati, David Jethrokusumo, sangat menyayangkan modifikasi bodi bus secara sembarangan yang dilakukan oleh karoseri rumahan atau biasa disebut juga karoseri rombakan. Apalagi jika hal itu dilakukan tanpa memperhatikan aspek keamanan.
"Dari yang pertama kesal, sampai sekarang udah biasa (aja). Sakit hati pasti sakit hati, karena kita bikin semua ini kan in house, dan yang mendesain ini kan orang Indonesia semua, hasil karya putra-putri Indonesia yang seharusnya kebanggaan kita, di-copy sama orang kita sendiri. Ya kita kesal, cuma saya tetap sampaikan, kalau mau meng-copy ya meng-copy, namun safety harus tetap diperhatikan," buka David kepada detikOto di sela-sela kegiatan Busworld Southeast Asia 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (15/5/2024).
"Itu yang terjadi (di bus pariwisata PO Trans Putera Fajar), akta kelahiran bus pun sudah berubah, dari beberapa karoseri, terakhir di karoseri--maaf saya ngomongnya agak kasar--karoseri abal-abal, karena dia sebenarnya bukan karoseri, tapi workshop bengkel. (Bus) diubah dari yang tingginya HD ke SHD, dengan gampangnya bodi dipotong, kemudian ditambahin bodi, lah itu kekuatannya di mana? (Bodi bus biasa) bisa (diubah ke SHD), tapi bodi lama dibuang, ganti bodi baru," sambung David.
"Padahal kalau kita bikin satu bodi itu, itu kan ada alurnya, getarannya dibuang ke mana (gitu misalnya), nah dia asal potong kan, gimana gitu lho?," tambah David.
Sebagai informasi, mengubah bus standar menjadi bus SHD bakal bikin bodi bus jadi tinggi. Bus SHD memiliki tinggi antara 3,8 meter sampai 3,9 meter. Maka itu biasanya hanya bus-bus yang memiliki GVW (Gross Vehicle Weight) 18 ton ke atas yang bisa menggunakan bodi SHD.
Jika bus standar di bawah 18 ton dimodifikasi menggunakan bodi SHD tanpa perhitungan yang matang dan masih menggunakan per daun, maka bus sangat rentan limbung.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah